Sabtu, 27 Februari 2010

dr Muhammad Usman, AFK : Kondom Tidak Bisa Cegah AIDS

dr Muhammad Usman, AFK : Kondom Tidak Bisa Cegah AIDS


Surabaya, mediaumat.com.Kampanye membagi-bagikan kondom dalam rangka memperingati hari AIDS sedunia setiap 1 Desember mendapat kritik kers dari berbagai pihak termasuk kalangan praktisi kesehatan sendiri. Bahkan seorang praktisi kesehatan KH. dr. Muhammad Usman, AFK, menyebutkan bahwa kampanye tersebut merupakan pembodohan publik untuk menyuburkan perzinaan.
“Jadi yang dirayakan setiap 1 Desember sebagai Hari AIDS Internasional itu bukan untuk menghilangkan AIDS, tetapi untuk melestarikan AIDS dan menyuburkan pergaulan bebas,” ujarnya kepada mediaumat.com, Selasa (2/12) pagi di Surabaya.
Pasalnya, ujar mantan Direktur Rumah Sakit Muhammadiyah Surabaya ini, program-program yang gencar dilakukan selama ini alih-alih memutus matarantai menyebarnya virus HIV/AIDS, pemerintah dan LSM yang disokong perusahaan kontrasepsi malah mengkampanyekan penggunaan kondom kepada remaja.
“Mereka malah membagi-bagikan kondom ke SMP SMA” tandas Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga tersebut. Dengan kata lain itu merupakan kampanye seks bebas terselubung. Padahal pori-pori kondom itu hanya mampu menahan sperma, bukan virus HIV yang ukurannya itu jauh lebih kecil.
Memang ada yang menyatakan kondom itu bisa menahan virus HIV karena jika ada virus HIV yang berada di dalam darah akan masuk ke dalam sel darah putih tertentu sehingga, sel darah putih tertentu itu tidak bisa menembus kondom tersebut. “Tapi itu hipotesi belum teruji secara empirik. Dan faktanya tidak semua virus HIV masuk ke sel darah putih ,” sanggah Dosen STIK RS Islam Surabaya itu.
Maka tidak aneh dengan gencarnya kampanye penggunaan kondom, semakin besar pula angka pengidap virus HIV/AIDS. Berdasarkan data Departemen Kesehatan yang dirilis beberapa waktu lalu penularan AIDS di Indonesia meningkat enam kali lipat dari 2.947 kasus di 2007 menjadi 17.699 kasus pada Juni 2009.
Inilah buah dari diterapkannya sistem kapitalisme, orang lebih takut dengan AIDS ketimbang azab Allah akibat perbuatan zina dan penggunaan narkoba. Karena dari kedua industri tersebut menggelontor rupiah yang melimpah bagi pengusaha bisnis haram itu dan penguasa yang melindunginya.
Nah agar masyarakat dapat berzina dengan tenang, disuruhlah mereka menggunakan kondom. “Jelas ini merupakan pembodohan publik yang keji,” gugat dosen FK  Universitas Hangtuah Surabaya ini.
Kalau memang berniat memberantas AIDS, pemerintah wajib menutup semua industri seks dan narkoba. “Bukan malah mengkampanyekan seks aman dengan kondom dan gunakanlah jarum suntik yang steril! Jelas itu merupakan tindakan kriminal dalam pandanagn Islam” tandas dewan pakar Ikatan Cendikiawan Muslim Surabaya itu.
Dosen FK Univ. Wijaya Kusumah Surabaya ini pun menyatakan virus HIV dapat menular melalui transfusi darah. Maka pendonor darah harus dipastikan tidak mengidap HIV/AIDS. Semua peralatan medis pun harus steril, sehingga transfusi darah aman dari virus HIV.
“Saat ini memang belum ditemukan obat untuk menyembuhkan AIDS” tandas lulusan pascasarjana Ilmu Medikal Farmasi FK Unair itu.
Yang sudah terlanjur terkena HIV/AIDS bila menikah ia dapat menjadi dharar bagi istri/suami dan anaknya kelak. “Bagi orang tersebut haram hukumnya untuk menikah!” tandas mantan anggota MUI Surabaya itu. Bertawakal dan bersabarlah kepada Allah SWT. Serta banyak-banyaklah berdoa semoga cepat ditemukan obatnya.
Serta patut pula bersyukur karena Allah telah berjanji bagi Muslim yang sabar atas penyakit yang diidapnya dengan ampunan atas dosa-dosa yang telah diperbuat di masa lalu.
Maka di samping negara wajib membiayai riset mencarian obat AIDS negara pun wajib menindak tegas pelaku zina dengan hukuman rajam hingga mati bagi yang sudah menikah dan cambuk seratus kali bagi pezina yang belum pernah menikah. Juga hukum ta’zir bagi pengguna narkoba. Di jamin orang akan berpikir seribu kali untuk berbuat hal serupa sehingga penularan HIV AIDS dapat dicegah.
“Hukuman tersebut menggugurkan dosa akibat maksiat itu dan dapat mencegah orang lain untuk berbuat hal yang sama, itulah keunggulan hukum Islam karena menyelamatkan manusia duniawi akhirat” ujar Humas DPD I HTI Jawa Timur itu seraya menjelaskan hal itu hanya dapat terjadi bila pemerintah dan masyarakat menerapkan syariah dalam bingkai khilafah menggantikan sistem jahiliyah yang jelas-jelas merugikan manusia dunia akhirat.
»»  read more

Kanker Paru-paru

Kanker Paru-paru

Penyakit Kanker Paru
Penyakit Kanker Paru
Penyakit Kanker Paru-paru tergolong dalam penyakit kanker yang mematikan, baik bagi pria maupun wanita. Dibandingkan dengan jenis penyakit kanker lainnya, seperti kanker prostat, kanker usus, dan kanker payudara, penyakit kanker paru-paru dewasa ini cenderung lebih cepat meningkat perkembangannya. Penyakit kanker paru-paru adalah sebuah bentuk perkembangan sell yang sangat cepat (abnormal) didalam jaringan paru yang disebabkan oleh perubahan bentuk jaringan sell atau ekspansi dari sell itu sendiri. Jika dibiarkan pertumbuhan yang abnormal ini dapat menyebar ke organ lain, baik yang dekat dengan paru maupun yang jauh misalnya tulang, hati, atau otak.
Penyakit kanker paru-paru lebih banyak disebabkan oleh merokok (87%), sedangkan sisanya disebabkan oleh zat asbes, radiasi, arsen, kromat, nikel, klorometil eter, gas mustard dan pancaran oven arang bisa menyebabkan kanker paru-paru, meskipun biasanya hanya terjadi pada pekerja yang juga merokok.
Klasifikasi Penyakit Kanker Paru-Paru
Ada pengklasifikasian dari penyakit kanker paru-paru, Ini dilihat dari tingkat penyebarannya baik dijaringan paru itu sendiri maupun terhadap organ tubuh lainnya. Namun pada dasarnya penyakit kanker paru-paru terbagi dalam dua kriteria berdasarkan level penyebarannya:
Kanker paru-paru primer
Memiliki 2 type utama, yaitu Small cell lung cancer (SCLC) dan Non-small cell lung cancer (NSCLC). SCLC adalah jenis sell yang kecil-kecil (banyak) dimana memiliki daya pertumbuhan yang sangat cepat hingga membesar. Biasanya disebut “oat cell carcinomas” (karsinoma sel gandum). Type ini sangat erat kaitannya dengan perokok, Penanganan cukup berespon baik melalui tindakan chemotherapy and radiation therapy.
Sedangkan NSCLC adalah merupakan pertumbuhan sell tunggal, tetapi seringkali menyerang lebih dari satu daerah di paru-paru. Misalnya Adenoma, Hamartoma kondromatous dan Sarkoma.
Kanker paru sekunder
Merupakan penyakit kanker paru yang timbul sebagai dampak penyebaran kanker dari bagian organ tubuh lainnya, yang paling sering adalah kanker payudara dan kanker usus (perut). Kanker menyebar melalui darah, sistem limpa atau karena kedekatan organ.
Penyakit Kanker Paru-paru
Penyakit Kanker Paru-paru
Tanda dan Gejala Penyakit Kanker Paru-paru
Tanda dan gejala kanker paru ini hanya akan muncul saat perkembangan abnormal sell ini semakin parah kearah stadium yang lebih lanjut, dan ini memerlukan waktu bertahun-tahun sejak awal perkembangannya. Bahkan ada kemungkinan tidak menampakkan adanya tanda dan gejala khusus, melainkan hanya tampak jika dilakukan X-ray. Namun jika beberapa tanda dan gejala dibawah ini apabila dirasakan, sebaiknya segeralah periksa ke dokter :
Batuk-batuk yang lama pada orang merokok
Kesulitan bernafas (nafas pendek)
Batuk mengeluarkan darah (meskipun jumlah sedikit)
Sering mengalami infeksi paru (pneumonia atau bronchitis)
Adanya nyeri dada, bahu dan bagian punggung
Suara yang berubah dari biasanya
Batuk lebih dari 2 minggu pada orang yang tidak merokok
Lainnya seperti susah menelan, leher dan wajah tampak membengkak, nafsu makan berkurang, hilangnya berat badan, cepat lelah atau lemah.
Penyebab Penyakit Kanker Paru-paru
Penyebab terbesar adalah merokok, Sedangkan lainnya adalah disebabkan adanya kontaminasi udara sekitar oleh zat asbes, polusi udara oleh asap kendaraan ataupun pembakaran termasuk asap rokok. Ada beberapa kasus penyakit yang memicu terjadinya penyakit kanker paru-paru ini, yaitu penyakit TBC dan Pneumonia. Kedua penyakit ini dapat menimbulkan perlukaan pada jaringan sell organ paru sehingga mensupport terjadinya pertumbuhan sell abnormal didalam rongga tersebut. Biasanya kanker paru yang berkembang dari kasus ini adalah jenis adenocarcinoma (adenoma).
Penanganan dan Treatment Penyakit Kanker Paru
Penanganan dan treatment atau pengobatan yang dilakukan pada orang yang terdiagnosa mengalami penyakit kanker paru akan tergantung dari tingkat stadiumnya, kemungkinan dilakukannya operasi, serta kondisi umum si Penderita. Hal ini tidak terlepas dari riwayat serta penyebab dari adanya kanker paru tersebut tentunya.
Beberapa langkah yang biasa dilakukan adalah:
Tindakan operasi pembedahan mengangkat sell kanker
Tindakan Therapy Radiasi
Tindakan Therapy Kemotherapy
Tindakan penyuntikan {Photodynamic (PTD)}
Pemberian Nutrisi dan supplement dapat mengurang gejala yang disebabkan oleh kanker paru. Vitamin D dan Fe sangat baik untuk diberikan oleh penderita penyakit kanker paru, Begitu pula dengan makanan antioxidant seperti blueberri, cherri, dan buah tomat. Sumber : Lung Cancer Disease.
»»  read more

Penting Untuk Diketahui Penyakit Paru-Paru

Penting Untuk Diketahui Penyakit Paru-Paru
 
Metrogaya-Paru-paru merupakan salah satu organ vital bagi kehidupan manusia. Khususnya berfungsi pada sistem pernapasan manusia. Bertugas sebagai tempat pertukaran oksigen yang dibutuhkan manusia dan mengeluarkan karbondioksida yang merupakan hasil sisa proses pernapasan yang harus dikeluarkan dari tubuh, sehingga kebutuhan tubuh akan oksigen tetap terpenuhi.

Udara sangat penting bagi manusia, tidak menghirup oksigen selama beberapa menit dapat menyebabkan kematian. Itulah peranan penting paru-paru. Organ yang terletak di bawah tulang rusuk ini memang mempunyai tugas yang berat, belum lagi semakin tercemarnya udara yang kita hirup serta berbagai bibit penyakit yang berkeliaran di udara. Ini semua dapat menimbulkan berbagai penyakit paru-paru.

Gejala seperti batuk-batuk, sesak napas, atau sakit di daerah dada mungkin saja menunjukkan bahwa ada yang tidak beres dengan paru-paru. Dengan mendeteksinya lebih cepat, ini akan membantu agar penyakit ini tidak semakin lama dan bertambah parah. Informasi berikut tentang macam-macam masalah pada paru-paru beserta pencegahan dan solusinya, semoga dapat membantu untuk mendeteksi kesehatan paru-paru.

Tuberkulosis (TBC)
    * Penyebab: Penyakit TBC disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat menular melalui percikan ludah saat penderita batuk.

    * Gejala: Batuk berdahak lebih dari tiga minggu. Dapat juga disertai batuk yang mengeluarkan darah. Penderita akan mengalami demam khususnya pada siang atau sore, berkeringat pada malam hari. Nafsu makan menurun sehingga mengakibatkan badan menjadi kurus.

    * Pencegahan dan solusi: Bila ada teman, tetangga atau anggota keluarga yang mengalami gejala tersebut, ada baiknya menyarankan untuk memeriksakan ke dokter untuk mengetahui apakah batuknya merupakan penyakit TBC atau tidak. Karena kadangkala penyakit batuk sering dianggap sepele, padahal penyakit ini dapat membunuh seseorang bila tidak segera ditangani dan dapat menular kepada orang lain.

    * Pengobatan: Pengobatan untuk TBC bila sudah diketahui sejak dini sebenarnya tidak terlalu mahal dan mudah untuk disembuhkan karena sudah ada obat yang disediakan pemerintah. Bila diperlukan, penderita TBC dapat juga dikarantina di tempat khusus agar tidak menularkan penyakitnya.

      Penyakit ini juga sebenarnya merupakan salah satu penyakit yang sudah ditaklukan, tetapi belakangan kembali menyerang. Salah satunya adalah karena penderita tuberkulosis ini tidak menghabiskan obat mereka. Obat harus diminum secara teratur selama 6 sampai 9 bulan untuk menyembuhkan penyakit ini. Tidak menghabiskan obat dapat menyebabkan penderita tidak dapat sembuh dan menyebabkan obat tidak mampu lagi melawan kuman karena kuman menjadi kebal.

Asma
    * Penyebab: Penyebab asma adalah penyempitan sementara pada saluran pernapasan yang dapat menyebabkan penderitanya merasakan sesak napas. Penyempitan terjadi pada pembuluh tenggorokan. Faktor keturunan sangat berperan pada penyakit ini, bila ada orangtua atau kakek nenek yang menderita penyakit ini dapat menurun kepada anak atau cucunya.

      Alergi terhadap sesuatu seperti debu, perubahan suhu, kelembaban, gerak badan yang berlebihan atau ketegangan emosi dapat meyebabkan alergi sehingga selaput yang melapisi pembuluh akan membengkak dan mengeluarkan lendir yang berlebihan sehingga pembuluh menjadi sempit dan penderita sulit bernapas. Walau serangan sesak napas dapat hilang sendiri, tetapi serangan berat bila tidak ditangani dapat menyebabkan kematian karena penderita tidak dapat bernapas.

    * Gejala: Sesak napas disertai suara mengi (wheezing) Pencegahan dan solusi: Hindari hal-hal yang dapat menyebabkan alergi pada penderita sehingga terjadi serangan asma. Misalnya dengan membersihkan debu pada kasur, bantal atau selimut. Hindari suhu dan kelembaban yang ekstrim, binatang piaran atau makanan yang dapat menimbulkan alergi.

    * Pengobatan: Untuk mengatasi serangan asma adalah dengan menggunakan obat pelega (bronchodilator) dengan cara dihirup. Cara lainnya adalah dengan melakukan terapi yang akan mengajarkan bagaimana caranya rileks dan mengatur napas apabila terjadi serangan asma. Bila penyakit asma sudah berat, dapat menggunakan obat pelega setiap hari sampai serangan asma dapat dikontrol. Maka, dianjurkan bagi penderitanya untuk selalu membawa obat pelega ke manapun dia pergi agar dapat segera digunakan apabila terjadi serangan.

Bronkitis
    * Penyebab: Penyakit bronkitis karena peradangan pada bronkus (saluran yang membawa udara menuju paru-paru). Penyebabnya bisa karena infeksi kuman, bakteri atau virus. Penyebab lainnya adalah asap rokok, debu, atau polutan udara.

    * Gejala: Batuk disertai demam atau dahak berwarna kuning bila disebabkan oleh infeksi kuman. Sedangkan bila bersifat kronik, batuk berdahak serta sesak napas selama beberapa bulan sampai beberapa tahun.

    * Pencegahan dan solusi: Meningkatkan daya tahan tubuh merupakan salah satu pencegahan yang dapat dilakukan. Sedangkan untuk mencegah bronkitis kronik adalah dengan menghentikan kebiasaan merokok juga menghindari asap rokok agar tidak menjadi perokok pasif yang sangat berbahaya.

    * Pengobatan: Untuk pengobatan bila disebabkan oleh bakteri atau kuman dapat diatasi dengan meminum antibiotik sesuai anjuran dokter. Bila disebabkan oleh virus, biasanya digunakan obat-obatan untuk meringankan gejala.

Pneumonia
    * Penyebab: Pneumonia merupakan infeksi yang terjadi pada jaringan paru (parenkim) yang disebabkan oleh bakteri, virus atau jamur. Umumnya disebabkan oleh bakteri streptokokus (Streptococcus) dan bakteri Mycoplasma pneumoniae.

    * Gejala: Batuk berdahak dengan dahak kental dan berwarna kuning, sakit pada dada, dan sesak napas juga disertai demam tinggi.

    * Pencegahan dan solusi: Selalu memelihara kebersihan dan menjaga daya tahan tubuh tetap kuat dapat mencegah agar bakteri tidak mampu menembus pertahanan kesehatan tubuh. Biasakan untuk mencuci tangan, makan makanan bergizi atau berolahraga secara teratur.

    * Pengobatan: Apabila telah menderita pneumonia, biasanya disembuhkan dengan meminum antibiotik.

Emfisema
    * Penyebab: Emfisema disebabkan karena hilangnya elastisitas alveolus. Alveolus sendiri adalah gelembung-gelembung yang terdapat dalam paru-paru. Pada penderita emfisema, volume paru-paru lebih besar dibandingkan dengan orang yang sehat karena karbondioksida yang seharusnya dikeluarkan dari paru-paru terperangkap didalamnya. Asap rokok dan kekurangan enzim alfa-1-antitripsin adalah penyebab kehilangan elastisitas pada paru-paru ini.

    * Gejala: Sesak napas dalam waktu lama dan tidak dapat disembuhkan dengan obat pelega yang biasa digunakan penderita sesak napas. Nafsu makan yang menurun dan berat badan yang menurun juga biasa dialami penderita emfisema.

    * Pencegahan dan solusi: Menghindari asap rokok adalah langkah terbaik untuk mencegah penyakit ini. Berhenti merokok juga sangat penting.

Kanker Paru-paru
    * Penyebab: Kanker telah menjadi penyakit yang mematikan, bahkan kanker paru-paru merupakan pembunuh pertama dibandingkan kanker lainnya. Sel tumor atau kanker yang tumbuh di paru-paru dialami oleh penderita kanker paru-paru. Kanker dapat tumbuh di jaringan ini dan dapat menyebar ke bagian lain.

      Penyebab utamanya adalah asap rokok yang mengandung banyak zat beracun dan dihisap masuk ke paru-paru dan telah terakumulasi selama puluhan tahun menyebabkan mutasi pada sel saluran napas dan menyebabkan terjadinya sel kanker.

      Penyebab lain adalah radiasi radio aktif, bahan kimia beracun, stres atau faktor keturunan.

    * Gejala: Batuk, sakit pada dada, sesak napas, batuk berdarah, mudah lelah dan berat badan menurun. Tetapi seperti pada jenis kanker lainnya, gejala umumnya baru terlihat apabila kanker ini sudah tumbuh besar atau telah menyebar.

    * Pencegahan dan solusi: Menghindari rokok dan asap rokok juga banyak mengkonsumsi makanan bergizi yang banyak mengandung antioksidan untuk mencegah timbulnya sel kanker.

Karena penyakit pada paru-paru terutama disebabkan oleh asap rokok, maka sebaiknya segera menghentikan kebiasaan ini dan jangan mencoba untuk memulainya bagi yang belm pernah merokok. Hindari juga untuk menjadi perokok pasif yang bahkan lebih berbahaya dibandingkan perokok aktif. Sayangi paru-paru, hindari penyakit paru-paru, dan dapat bernapas dengan lebih lega.
»»  read more

Buah Apel Dapat Menjaga Saluran Pernafasan

Buah Apel Dapat Menjaga Saluran Pernafasan

Dalam studi yang dimuat di jurnal ‘Experimental Biology and Medicine’ ini, Gershwin dan rekan mengambil ekstrak sebuah apel yang diambil secara random dari beragam varietas apel, kemudian memasukkanya ke dalam sel endothelial pada pembuluh darah dan menambahkan ekstrak tersebut pada sel tumor necrosis factor (TNF), sebuah sel yang bisa meningkatkan peradangan dan memiliki kemungkinan membunuh sel-sel tubuh. Dan hasilnya, ekstrak apel bisa mencegah dan melindungi sel sehat dari sel yang telah mengandung TNF.
Sebenarnya manfaat apel sudah dikenal sejak jaman Romawi, pada masa itu apel kerap digunakan sebagai bahan pencuci alat perncernaan. Hal itu karena apel mengandung asam tartar yang bisa menghambat pertumbuhan penyakit yang disebabkan oleh bakteri dalam saluran pencernaan.
Minum jus apel setiap hari juga bisa membantu otak tetap berfungsi baik, selain itu senyawa antioksidannya terutama vitamin C dan quercetin bisa mencegah kerusakan memori dan fungsi otak yang diakibatkan stres oksidatif (kondisi keterbatasan asupan antioksidan) yang membuat tubuh kita tak mampu menetralkan radikal bebas, yang akhirnya menjadi pemicu sederet penyakit, dari katarak hingga kanker.
apel
Apel  terdapat banyak sekali manfaat yang didapat antara lain :
1. Mencegah penyakit kesehatan paru-paru dan pencegahan penyakit kanker.
Menurut penelitian The National Heart and Lung Institute, jus apel ternyata memiliki manfaat lebih untuk mencegah penyakit paru-paru. Begitu pula menurut Dr. Peter Burney, kandungan yang dinamakan phytochemicals pada apel seperti flavanoids dan phenolic acids-lah yang berjasa dalam mengurangi peradangan pada saluran pernafasan sehingga seorang anak terhindar dari penyakit tubuh pernafasan dan asma. Zat flavonid dalam apel terbukti dapat menurunkan resiko penyakit kesehatan kanker paru – paru sampai 50 %. Sedangkan penelitian dari Cornell University di AS juga menemukan bahwa zat fitokimia dalam kulit apel mencegah penyakit kanker usus sebesar 43 %. Dan hasil penelitian Mayo Clinic di Amerika Serikat pada tahun 2001 membuktikan bahwa quacertin, sejenis flavonoid yang terkandung dalam apel, dapat membantu pencegahan penyakit kanker prostate.
2. Mencegah penyakit jantung.
Pusat Medis Davis Universitas California, berdasarkan hasil risetnya mendapatkan, antioksidan dalam jus apel mampu mengatasi penyakit kadar kolesterol buruk ( low density lipoprotein / LDL ) dan melindungi kesehatan tubuh dari penyakit tubuh jantung. Publikasi penelitian di Finlandia (1996) menunjukkan, orang berpola makan kaya flavonoid mengalami insiden penyakit jantung lebih rendah.
3. Mencegah menopause.
Menurut penelitian US Apple Association pada tahun 1992, diberitakan bahwa apel mengandung boron yang membantu tubuh wanita mempertahankan kadar estrogen pada saat menopause. Mempertahankan estrogen berarti mengurangi gangguan yang disebabkan oleh ketidak seimbangan hormon dikala menopause, misalnya semburan panas, nyeri, depresi, penyakit jantung, osteoporosis.
4. Menjaga daya tahan tubuh.
Menurut Miriam Polunnin dalam bukunya “Healing Foods”. Menurut buku tersebut, apel sangat bermanfaat untuk pencernaan. Untuk penelitian Konowalchuck J pada tahun 1978 juga mempublikasikan bahwa sari buah apel terbukti ampuh mengatasi penyakit atau serangan infeksi virus.
5. Menurunkan kadar kolestrol.
Apel dikenal mengandung fitokimia yang merupakan antioksidan untuk melawan radikal bebas, selain menurunkan kolesterol jahat, apel juga meningkatkan kolesterol baik (HDL). Kandungan pektin dan asam D – glucaric dalam apel berjasa membantu menurunkan kadar kolesterol jahat dalam kesehatan tubuh.
6. Menurunkan berat badan.
Sebagai sumber serat yang baik, apel baik untuk pencernaan dan membantu menurunkan berat badan. Apel merupakan camilan yang sangat baik untuk orang yang sedang menurunkan berat badan karena kadar seratnya tinggi, sehingga mencegah rasa lapar datang lebih cepat.
7. Menjaga kesehatan gigi.
Apel juga mengandung tanin, zat yang bermanfaat mencegah kerusakan gigi periodontal. Penyakit gusi ini disebabkan saling menempelnya bakteri pembentuk plak.
8. Mecegah batu empedu.
Menurut Dr Lai Chiu Nan apel berkhasiat untuk melembutkan batu empedu dengan mengkonsumsinya sehari 4 sampai 5 buah apel segar.
»»  read more

Mengatasi Impotensi (bagian 1)

Mengatasi Impotensi (bagian 1)

impotensiDi kalangan medis sepertinya masalah impotensi tidak diperhatikan secara serius, kadang disikapi sebagai hal yang menjemukan. Padahal kita dapat membayangkan betapa susahnya suatu perkawinan dimana sang suami menderita penyakit impoten. Orang awam menyebutnya lemah syahwat. Bila ini terjadi maka gempa dahsyat akan mengguncang mahligai perkawinan.
Dalam kehidupan masyarakat modern yang kian menuntut keterbukaan, keluhan seksual merupakan bagian bagian sama pentingnya dengan berbagai penyakit pada pandangan kedokteran yang semakin maju.
Karena itu, masyarakat bersama kalangan medis perlu turut serta mengantisipasi masalah impotensi. Artinya impotensi perlu diseminarkan, karena umumnya penderita merasa malu mengemukakan keluhan, dan tidak tahu faktor penyebabnya, serta harus kemana berobat secara tepat. Penderita lemah syahwat diisyaratkan harus terlihat aktif dalam penyembuhannya. Juga pengobatan impoten bisa berhasil baik bila penderita dibekali pengetahuan seksual yang cukup memadai.
Adapun yang dimaksud dengan impotensi adalah menunjukkan ketidakmampuan alat kelamin, tepatnya penis pria untuk ereksi cukup tegang dan lama, sehingga tidak dapat memuaskan pasangannya. Karena penderita enggan berterus terang, meski jumlahnya di Indonesia cukup banyak, diantaranya penderita kencing manis yang jumlahnya sekitar 50 sampai 60 persen beresiko tinggi mengalami impotensi.
Pada umumnya, para penderita impoten masih mencari pertolongan sinshe, dukun atau orang pintar yang hasilnya sangat diragukan.
Kini di beberapa rumah sakit besar telah dibentuk tim dokter dari berbagai spesialis untuk menanggulangi masalah impoten secara terpadu.
Pola Timbulnya Impotensi
Berdasarkan hasil penelitian pakar medis tersimpul pola timbulnya penyakit impoten, bahwa di dalam penis itu terdapat dua buah bangunan yang disebut Corpus Cavernosum. Dalam kondisi penis tidak tegang, CC hanya terisi darah sedikit. Dengan berbagai cara rangsangan, volume darah di dalam CC akan berlipat ganda delapan kali, maka penis membesar dan tegang.
implantasipenis-thumbDengan demikian, di sini tidak hanya pembuluh darah ke CC harus berfungsi baik, tapi juga otot-otot CC serta pembuluh darah balik yang mengalirkan darah ke CC. Mekanisme ini dipengaruhi saraf dan hormon, jika terjadi gangguan atau terjadinya kerusakan, maka penis tidak dapat ereksi. Pola timbulnya impotensi inilah yang disebut kelainan organik.
Impotensi pada seseorang karena ada dua faktor. Pertama, disebabkan problema seksual, psikis, rasa takut, sedih dan stress seperti takut tidak dapat melakukan hubungan seksual secara normal atau fear of failure. Kedua, orang itu impoten karena memang adanya kelainan organik. Penyebab kelainan impotensi organik bisa disebabkan pengapuran pembuluh darah, sehingga khususnya pembuluh darah yang mengarah ke penis menebal dan keras. Aliran darah untuk mencapai ereksi pun tidak mencukupinya atau disebabkan kelainan pada CC itu sendiri. Hal ini diduga karena terlalu banyak mengkonsumsi obat-obatan hipertensi dan adanya kelainan dalam kadar hormon.
Sementara itu, kelainan pada pembuluh balik dapat menjadi sebagai faktor pencetus impotensi. Sebab aliran darah balik dari penis saat ereksi tidak cukup terbendung yang mengakibatkan darah tidak daapt terkumpul di penis.
Kemungkinan lain, yaitu akibat saraf seperti karena trauma atau kecelakaan, patah tulang panggul atau bekas operasi di panggul kecil. Selain itu, pria impoten bisa disebabkan karena ia menderita diabetes. Kasus ini memang banyak terjadi, karena diabetes biang keladi timbulnya gangguan apda pembuluh darah, saraf dan bahkan psikis. Di samping perlu mewaspadai terhadap penyakit lain seperti liver, gagal ginjal dan kelenjar gondok.
Bahkan, akhir-akhir ini para pakar medis telah menemukan hubungan antara gagal ereksi dengan kebiasaan merokok dan minuman yang mengandung kadar alkohol, nah……lho…..
Itu tadi analisis (ceile…….) tentang impotensi beserta penyebabnya, nah sekarang bagaimana penanggulangannya?
Upaya penanggulangan masalah impotensi tersebut tidak mungkin hanya dapat dilakukan oleh satu bidang saja, melainkan harus melibatkan beberapa disiplin ilmu seperti urologi, neurologi, andrologi, seksologi, psikiatri, andokrinologi dan gerontologi. Namun demikian, tidak semua penderita impotensi harus ditanggulangi dengan tindakan operasi. Penderita sebelumnya harus melalui pemeriksaan oleh beberapa dokter ahli untuk mencapai diagnosa yang tepat, sehingga penyebab impoten dapat diketahui sehingga penanggulangannya akan lebih mudah.
Pemeriksaan tahap petama meliputi adrologik seksualogik, psikiatrik dan pemeriksaan hormon secara laboratorik, penderita diberi obat-obat untuk sementara.
Jika data telah lengkap tapi belum mendapatkan hasil, maka perlu dilakukan pemeriksaan tahap kedua yang meliputi radiologi, penyakit saraf, urologi dan geriatri, sampai mendapat kesimpulan yang tepat. Kalau memang tahap kedua ini belum mendapat hasil pula, alternatif lain yang harus ditempuh adalah operasi.
Dengan kata lain, penyebab impotensi tersebut bukan ditimbulkan secara psikis atau faktor tertentu yang dapat ditanggulangi dengan obat-obatan maupun hormonal, tapi karena disebabkan faktor organik.
»»  read more

Menyoal RUU Kesehatan dan Isu ‘Kesehatan Reproduksi’

Menyoal RUU Kesehatan dan Isu ‘Kesehatan Reproduksi’


[Al Islam 467] Mungkin tidak banyak yang tahu, bahwa saat ini DPR sedang menggodok RUU Kesehatan yang baru, menggantikan UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992. RUU Kesehatan yang sudah diproses beberapa tahun lalu itu sedianya akan disahkan menjadi UU September mendatang oleh DPR Periode 2004-2009. Namun, dengan sisa waktu yang tinggal dua bulan lagi, pengesahan UU tersebut kemungkinan bisa disahkan tahun ini, tetapi mungkin juga baru bisa disahkan oleh DPR hasil Pemilu 2009 atau DPR Periode 2009-2014.
Agenda Terselubung
Gagasan di seputar ‘kesehatan reproduksi perempuan’ sebetulnya tidak dilepaskan dari agenda global penjajahan Barat. Upaya untuk mewujudkan gagasan ini adalah langkah lain yang dilakukan Barat yang dimotori AS untuk semakin melemahkan negara-negara berkembang, khususnya negeri-negeri Muslim, dengan cara menekan populasi (jumlah) penduduknya; selain melalui program pembatasan kelahiran melalui program KB, larangan menikah dini, dll.
Jumlah penduduk Indonesia, misalnya, sudah mencapai 238 juta dengan pertumbuhan penduduk pertahun 3,2 juta jiwa. Dengan laju pertumbuhan seperti ini, dalam beberapa tahun ke depan diperkirakan jumlah penduduk Indonesia akan menyalip jumlah penduduk Amerika Serikat (AS). Negara-negara maju seperti AS memiliki kekhawatiran yang tinggi terhadap laju pertumbuhan penduduk di Dunia Islam seperti Indonesia. Pasalnya, negara-negara maju saat ini mengalami penurunan tingkat pertumbuhan penduduk karena rendahnya angka kelahiran. Akibatnya, penduduk Dunia Islam memiliki hak suara yang lebih tinggi dalam percaturan kelembagaan internasional daripada dunia Barat (Jurnal-ekonomi.org, 2/09/08).
Karena itu, Barat mengembangkan dan menerapkan strategi untuk menekan laju pertumbuhan di Dunia Islam dengan dua strategi: kontrol populasi dan genosida (pembantaian massal) melalui “kesehatan reproduksi”. Beberapa upaya yang telah dilakukan oleh Barat, khususnya AS, untuk menghentikan ledakan jumlah penduduk di negeri-negeri Islam adalah sebagai berikut:
Pertama, pada tahun 1960-an telah diungkapkan secara terang-terangan oleh para pemimpin Eropa dan Amerika untuk melakukan ‘pemusnahan total’ terhadap bangsa-bangsa ‘tertentu’ secara bertahap.

Kedua, tahun 1974, atas permintaan Menteri Luar Negeri AS saat itu, Henry Kissinger, AS mengeluarkan dokumen National Security Study Memorandum 200, 1974 (NSSM, 200) yang menggambarkan kebencian dan rencana AS untuk menghabisi kaum Muslim. Intinya, mereka menyebut masalah kelebihan penduduk dunia sebagai “musuh” yang mengancam keamanan nasional Amerika. Dokumen NSSM 200 yang juga disebut Kissinger’s Report itu hingga hari ini tidak pernah dicabut. Penting dicatat, dokumen itu menyebut Indonesia sebagai salah satu dari 13 negara target utama politik depopulasi (pengurangan jumlah penduduk)(hli.org/nssm_200_exposed.html).
Ketiga, pada bulan Mei 1991, pemerintah AS telah mempublikasikan beberapa dokumen rahasia yang isinya berupa pandangan pemerintah AS, bahwa pertambahan penduduk Dunia Ketiga merupakan ancaman bagi kepentingan dan keamanan AS.
Keempat, AS mengandeng PBB (melalui Lembaga UNDP, UNFPA) dan Bank Dunia untuk mengarahkan opini dunia, bahwa “pertumbuhan penduduk adalah sebuah masalah bagi Afrika, Amerika Latin dan Asia”.
Kelima, AS telah menyalurkan dana yang cukup besar untuk mewujudkan dua strategi ini. Dalam suatu laporan USAID dinyatakan, tahun 1965 sampai dengan 1974, AS telah menetapkan anggaran US$ 625 juta untuk kepentingan kontrol populasi. Anggaran yang telah dihabiskan dari tahun 1968 hingga 1995 adalah sejumlah US$ 1,5 miliar. Dana sebesar itu di antaranya digunakan untuk membeli sekaligus mendistribusikan alat kontrasepsi berupa 10,5 juta kondom, 2 juta pil aborsi, lebih dari 73 juta IUD, lebih dari 116 juta tablet vaginal foaming. Semua bantuan itu ditujukan untuk negara-negara yang dinamakannya LCDs/Negara-negara berkembang (baca: Negeri-negeri Muslim). Bantuan itu di antaranya disalurkan melalui UNFPA, WHO, UNICEF, ILO, UNESCO, World Bank, ADB (Tatad, 2008). Program KB dan Wacana ‘Kesehatan Reproduksi’
Di Indonesia, program pembatasan kelahiran dikenal dengan istilah halus ”Keluarga Berencana (KB)”. Organisasi internasional yang mempelopori KB adalah International Planned Parenthood Federation (IPPF) yang berdiri pada tahun 1952 berpusat di London, terdiri dari delapan negara (di antaranya AS dan Inggris). IPPF membentuk federasi dengan tujuan pemberdayaan perempuan dalam mengakses layanan kontrasepsi. Selanjutnya di Indonesia didirikan sebuah LSM bernama PKBI (Perkumpulan KB Indonesia) pada tanggal 23 Desember 1957 di Jakarta, yang kemudian pada tahun 1967 PKBI menjadi anggota Federasi Keluarga Berencana Internasional (IPPF) yang berkantor pusat di London. PKBI sebagai cabang dari IPPF memiliki kesamaan dari visi dan misinya. Hal ini semakin memperjelas bahwa program KB adalah rekayasa Barat atas negeri Muslim.
Di Indonesia selama program KB dijalankan (1967-2000) kelahiran tercegah mencapai 80 juta, dan diperkirakan hingga tahun 2009 kelahiran tercegah menjadi 100 juta (Syarief, 2009).
Kemudian pada tahun 1994, dengan dihadiri sekitar 180 negara, Barat melalui UNPFA-PBB menyelenggarakan Konferensi ICPD di Kairo. Konferensi ini menghasilkan kesepakatan tentang ‘kesehatan reproduksi’ (Kespro) sebagai salah satu program kesehatan yang harus menjadi prioritas di semua negara di dunia.
Jika kita amati, kesehatan reproduksi yang diusung ICPD tidak sekadar menghendaki adanya kontrol populasi, tetapi juga ‘genosida’ (pembantaian massal). Ini dapat dibuktikan dari arsip tentang rencana Kerja ICPD terkait Kesehatan Reproduksi. Kesehatan Reproduksi Remaja
Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) yang merupakan salah satu unsur Kespro sudah digencarkan sejak diratifikasi pada tahun 1994 dan diresmikan sebagai program Pemerintah pada tahun 2000. Filosofi Pogram KRR adalah remaja harus mendapatkan pengetahuan seksualitas dan Kespro sesuai dengan kerangka kerja ICPD agar remaja tidak melakukan seks bebas dan mengalami berbagai masalah Kespro. Remaja harus mendapat penjelasan tentang perubahan fisik dan psikis remaja; alat kelamin (organ reproduksi), berikut bagaimana proses reproduksi terjadi; kehamilan dan cara pencegahan KTD (Kehamilan Tidak Dikehendaki), ‘aborsi aman’; homo dan lesbi harus diakui sebagai suatu identitas seksual; seks bebas yang ‘aman’; juga info tentang berbagai penyakit menular seksual serta cara pencegahannya (Budiharsana, 2002).
Namun hasilnya, alih-alih reproduksi sehat, yang terjadi justru sebaliknya. Seks bebas yang menjadi pokok pangkal berbagai masalah KRR justru semakin marak dalam kehidupan remaja. Buktinya, terjadi peningkatan persentase remaja yang melakukan seks bebas sebesar 32,7-52,7%. Pada tahun 1992, sebelum ada program KRR, berdasarkan penelitian YKB di 12 kota besar Indonesia, ada 10-31% seks bebas. Lalu pada tahun 2008, setelah 14 tahun KRR digencarkan, meningkat menjadi 62,7% (Hasil survey KPA di 33 propinsi). Lebih dari itu, KRR tidak lain bentuk kontrol populasi karena:
1. Adanya target penundaan usia perkawinan alias “larangan menikah di usia muda”. Untuk mencegah pasangan usia subur menikah dini (di bawah usia 20 tahun), Pemerintah mengeluarkan program Penundaan Usia Perkawinan (PUP) sebagai bagian dari Program KB Nasional (Sumber: Buku PUP dan Hak-Hak Reproduksi Remaja di Indonesia, BKKBN, Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak-Hak Reproduksi, Jakarta,2008).
2. Penggunaan kontrasepsi. Kaum ibu dengan usia 20-35 tahun dianjurkan untuk menjarangkan kehamilan dengan hanya membatasi jumlah anak selama rentang 15 tahun dengan 2 anak (jarak 7-8 tahun). Bahkan pencegahan kehamilan akan tetap dilakukan setelah berusia 35 tahun. Seluruh pencegahan kehamilan diarahkan untuk menggunakan alat kontrasepsi. Program KRR tidak hanya mengarahkan kontrol populasi, tetapi juga ‘genosida’ (pembantaian massal), karena:
1. Memfasilitasi aborsi (pengguguran kandungan’) meski dikatakan ‘aman’. Dalam konteks KRR, jika seks bebas mengakibatkan terjadi kehamilan tak diinginkan (KTD) maka atas nama hak reproduksi serta terwujudnya mental yang sehat—menurut definisi ICPD—remaja diberi sarana untuk mengakhiri hasil perzinaannya itu dengan aborsi. Di Indonesia, berdasarkan survei KPA tahun 2008, ternyata 25% atau sekitar 7.000.000 remaja yang melakukan seks pranikah itu mengakhiri nyawa janinnya di meja aborsi. Lalu akibat berbagai komplikasi setelah tindakan aborsi, ada sekitar 42.000 remaja putri pelaku seks bebas yang meregang nyawa akibat perbuatan maksiat itu.
2. Memperluas penyebaran penyakit HIV/AIDS. Dalam KRR terdapat anjuran menggunakan kondom untuk seks yang katanya ‘aman’. Padahal kondom tidak bisa mencegah penularan virus HIV/AIDS yang melumpuhkan sistem pertahanan tubuh dan berujung pada kematian. Dengan demikian, memfasilitasi seks bebas sama saja dengan ‘menfasilitasi kematian’. Inilah bukti pembantaian massal’ melalui KRR.
Kesehatan Reproduksi Remaja
Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) yang merupakan salah satu unsur Kespro sudah digencarkan sejak diratifikasi pada tahun 1994 dan diresmikan sebagai program Pemerintah pada tahun 2000. Filosofi Pogram KRR adalah remaja harus mendapatkan pengetahuan seksualitas dan Kespro sesuai dengan kerangka kerja ICPD agar remaja tidak melakukan seks bebas dan mengalami berbagai masalah Kespro. Remaja harus mendapat penjelasan tentang perubahan fisik dan psikis remaja; alat kelamin (organ reproduksi), berikut bagaimana proses reproduksi terjadi; kehamilan dan cara pencegahan KTD (Kehamilan Tidak Dikehendaki), ‘aborsi aman’; homo dan lesbi harus diakui sebagai suatu identitas seksual; seks bebas yang ‘aman’; juga info tentang berbagai penyakit menular seksual serta cara pencegahannya (Budiharsana, 2002). Namun hasilnya, alih-alih reproduksi sehat, yang terjadi justru sebaliknya. Seks bebas yang menjadi pokok pangkal berbagai masalah KRR justru semakin marak dalam kehidupan remaja. Buktinya, terjadi peningkatan persentase remaja yang melakukan seks bebas sebesar 32,7-52,7%. Pada tahun 1992, sebelum ada program KRR, berdasarkan penelitian YKB di 12 kota besar Indonesia, ada 10-31% seks bebas. Lalu pada tahun 2008, setelah 14 tahun KRR digencarkan, meningkat menjadi 62,7% (Hasil survey KPA di 33 propinsi).
Lebih dari itu, KRR tidak lain bentuk kontrol populasi karena:
1. Adanya target penundaan usia perkawinan alias “larangan menikah di usia muda”. Untuk mencegah pasangan usia subur menikah dini (di bawah usia 20 tahun), Pemerintah mengeluarkan program Penundaan Usia Perkawinan (PUP) sebagai bagian dari Program KB Nasional (Sumber: Buku PUP dan Hak-Hak Reproduksi Remaja di Indonesia, BKKBN, Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak-Hak Reproduksi, Jakarta,2008).

2.
Penggunaan kontrasepsi. Kaum ibu dengan usia 20-35 tahun dianjurkan untuk menjarangkan kehamilan dengan hanya membatasi jumlah anak selama rentang 15 tahun dengan 2 anak (jarak 7-8 tahun). Bahkan pencegahan kehamilan akan tetap dilakukan setelah berusia 35 tahun. Seluruh pencegahan kehamilan diarahkan untuk menggunakan alat kontrasepsi.
Program KRR tidak hanya mengarahkan kontrol populasi, tetapi juga ‘genosida’ (pembantaian massal), karena:
1. Memfasilitasi aborsi (pengguguran kandungan’) meski dikatakan ‘aman’. Dalam konteks KRR, jika seks bebas mengakibatkan terjadi kehamilan tak diinginkan (KTD) maka atas nama hak reproduksi serta terwujudnya mental yang sehat—menurut definisi ICPD—remaja diberi sarana untuk mengakhiri hasil perzinaannya itu dengan aborsi. Di Indonesia, berdasarkan survei KPA tahun 2008, ternyata 25% atau sekitar 7.000.000 remaja yang melakukan seks pranikah itu mengakhiri nyawa janinnya di meja aborsi. Lalu akibat berbagai komplikasi setelah tindakan aborsi, ada sekitar 42.000 remaja putri pelaku seks bebas yang meregang nyawa akibat perbuatan maksiat itu.
2. Memperluas penyebaran penyakit HIV/AIDS. Dalam KRR terdapat anjuran menggunakan kondom untuk seks yang katanya ‘aman’. Padahal kondom tidak bisa mencegah penularan virus HIV/AIDS yang melumpuhkan sistem pertahanan tubuh dan berujung pada kematian. Dengan demikian, memfasilitasi seks bebas sama saja dengan ‘menfasilitasi kematian’. Inilah bukti pembantaian massal’ melalui KRR.
Solusi Islam
Isu ‘ledakan jumlah penduduk’ atau ‘kelebihan populasi’ hanyalah alat yang sangat berguna untuk menjelek-jelekkan negara-negara dengan pertumbuhan penduduk yang besar (baca: negeri-negeri Muslim) dan pada saat yang sama mengurangi risiko berkurangnya pengaruh negara-negara maju di masa datang. Kaum Muslim tentu harus sadar terhadap konspirasi ini. Sebab, jumlah penduduk kaum Muslim yang besar adalah modal potensial untuk membangun SDM yang tangguh dan akan memimpin dunia.
Lagipula banyaknya jumlah penduduk di dunia tidak akan menjadi masalah berarti. Sebab, pada dasarnya Allah SWT menjamin ketersediaan sumberdaya alam ini untuk menopang kehidupan manusia sampai Hari Kiamat (Lihat: QS al-Baqarah [2]: 22). Yang menjadikan sebagian manusia mengalami kemiskinan atau krisis pangan (kurang gizi/kelaparan) tidak lain karena kerakusan ideologi Kapitalisme Barat. AS, misalnya, hanya memproduksi 8% minyak bumi, namun mengkonsumsi 25% jumlah minyak bumi yang ada dunia. Jumlah penduduk Barat hanya sekitar 20% dari populasi dunia, namun menghabiskan 80% dari produksi pangan dunia. (Jurnal-ekonomi.org, 2/9/08).
Jelas, semua agenda di atas adalah untuk mengekalkan penjajahan AS dan sekutunya atas kaum Muslim. Allah SWT telah menyatakan dengan tegas bahwa penjajahan atas kaum Muslim adalah haram:
﴿وَلَن يَجْعَلَ الَّلهُ لِلْكٰفِرِينَ عَلَى الْمُؤمِنِينَ سَبِيلاً﴾
Allah sekali-kali tidak akan memberi orang-orang kafir jalan untuk memusnahkan orang-orang yang Mukmin (QS an-Nisa’ [4]:141).
Karena itu, kaum Muslim harus melepaskan diri dari penjajahan AS sebagai negara adidaya pengusung utama ideologi Kapitalisme. Satu-satunya jalan untuk bisa keluar dari penjajahan AS adalah dengan menegakkan kembali sistem kehidupan Islam dalam naungan Khilafah Islam. Wallâhu a’lam bi ash-shawâb. []
»»  read more

REPRODUKSI SEHAT UNTUK SEMUA… TOLAK LIBERALISASI SEKS BAGI REMAJA !!!

REPRODUKSI SEHAT UNTUK SEMUA… TOLAK LIBERALISASI SEKS BAGI REMAJA !!!

^_^Teruntuk yang masih remaja, mantan remaja, yang mau punya anak (remaja), pemerhati remaja, dan seluruh remaja yang peduli terhadap dirinya dan umat^_^
Ide tentang kesehatan reproduksi remaja (KRR) ini mugkin tidak begitu dipahami oleh masyarakat pada umumnya, khususnya para remaja. Mereka langsung saja menerima mentah-mentah ide ini ketika ada LSM yang mengadakan seminar yang membahas ini. Bahkan ada instansi pemerintahan yang menjadikan agenda KRR ini sebagai kurikulum yang akan diterapkan kedalam sekolah-sekolah.
Apa KRR (Kesehatan Reproduksi Remaja) itu?
KRR ini digagas oleh kafir Barat dengan paham kebebasan karena remaja dianggap kurang paham soal seks dan kespro. Jadi cenderung melakukan seks bebas. Hak-hak reproduksi remaja , seperti hak mendapatkan informasi dan pendidikan kespro dan belum terwujudnya keadilan dan kesetaraan gender yang menginginkan reproduksi tidak harus dalam bingkai keluarga. Dalam pandangan ini kespro didefinisikan sebagai “suatu keadaan utuh kesejahteraan fisik, mental dan sosial, tidak hanya bebas dari penyakit dan kecacatan”. Artinya, agar mental dan sosial “sehat”, bla sesorang ingin seks harus difasilitasi. Bila terjadi KTD (kehamilan tidak diinginkan) dan ingin aborsi, harus difasilitasi pula.
Adanya liberalisasi seks dan legalisasi aborsi melalui program Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) di bawah garis Internasional Conference Population Development (ICPD) tahun 1994 lalu di Kairo, Mesir. Setelah konferensi itu terjadi perubahan paradigma dalam kependudukan yaitu pembatasan kelahiran dan jaminan kebebasan bagi wanita terhadap penggunaan alat-alat reproduksinya.
Setelah 15 tahun program KRR ini diimplementasikan, justru remaja lebih terperosok lebih dalam pada pergaulan bebas. Pada tahun 1992, sebelum diterapkannya program KRR, pelaku seks pranikah di 12 kota besar di Indonesia adalah sebesar 10-13%. Namun pada tahun 2008 (setelah 14 tahun diterapkannya KRR), Komisi Nasional Perlindungan Anak (KNPA) menemukan bahwa pelaku seks pranikah naik menjadi 62,7% di 33 provinsi di Indonesia, yang berarti sekitar 26 juta remaja hidup bergelimang syahwat. Yang menyedihkan lagi, berdasarkan survey KPA tahun 2008, dari remaja-remaja yang melakukan seks bebas tersebut, jumlah remaja yang melakukan aborsi adalah sekitar 7 juta remaja. Jumlah ini meningkat lebih dari 50% dibanding jumlah aborsi remaja sebelum diterapkannya program Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR), yaitu ”baru” sekitar 3 juta kasus. Belum lagi 81,87% penderita AIDS adalah remaja dari 10-20 juta yang rawan tertular AIDS.
Na’dzubillahimindzalik.
STOP KRR !!!
Ide kespro terpancar dari pandangan hidup liberal/sekular. Jelas sekali ide KRR itu tertuju terhadap komunitas tertentu (baca : generasi kaum muslimin). Kaum liberalis mencoba mengesahkan perbuatan zina menjadi hal yang wajar, padahal didalam Islam zina adalah perbuatan yang keji dan jalan yang buruk(QS.Al Isra: 32). Mengklaim aborsi aman, padahal tetap saja melakuakan aborsi itu penuh dengan resiko : komplikasi urologi, kemandulan bahkan kematian dan diharamkan oleh Allah dalam firmanya :”…dan janganlah kamu membunuh anak-anak, kamu karena takut kemiskinan, kami akan memberi rizki kepadamu dan kepada mereka dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, ….dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah…..”(QS.Al An’am :151). Larangan nikah dini dengan dalih membahayakan kesehatan ibu dan janin karena organ reproduksi belum matang, padahal Allah menandai wanita telah baligh dengan datangnya haidh,berarti wanita tersebut sudah diamanahkan oleh Allah untuk menghasilkan generasi selanjutnya, dengan syarat melewati jalan pernikahan yang sah.
Lantas mengapa Indonesia sebagai negeri muslim terbesar mau menimplementasikanya?
Mengapa kafir Barat masih memaksakan gagasan ditengah-tengah kaum muslimin?
Inilah bukti nyata agenda penjajahan Barat terhadap generasi muslim sebagai upaya menekan laju kebangkitan Islam.
Allah SWT telah mengingatkan kita dalam AlQur’anul Kariim yang artinya “ Yahudi dan Nasrani tidak akan pernah rela, sehingga kalian mengikuti jalan mereka……”
Setidaknya ada dua hal yang membuat KRR tetap menjajah remaja muslim. Pertama, karena kita hidup dalam sistem kehidupan sekular kapitalistik, yaitu sistem tempat hidupnya imperialisme Barat. Kedua, karena adanya kekuatan , politik global yang mendominasi dunia yaitu Amerika Serikat yang berupaya menjajah remaja muslim melaui agenda KRR.
Upaya untuk mengenyahkan penjajahan terhadap remaja muslim melalui KRR haruslah dengan cara mensterilkan sistem kehidupan kita dari liberalism dan sekularlisme. Kemudian menggantinya dengan sistem kehidupan Islam yang agung. Ini adalah pasti karena Allah telah menjanjikannya dalam QS AnNur : 55.
Sebagaimana yang dicontohkan Rosulullah SAW, agar tujuan mewujudkan masyarakat Islam tercapai, perjuangan ini mesti bersifat ideologis dan politis. Antara lain dengan memahamkan Islam kepada masyarakat sebagai jalan hidup, solusi satu-satunya bagi persoalan kehidupan manusia, termasuk dalam pemenuhan naluri seks(gharizah na’u).
Jadi kembali kepada kehidupan Islam, bukan saja membuat remaja muslim terhindar dari seks bebas dan segala akibatnya. Tapi juga mengoptimalkan potensi berketurunan, membuat remaja selamat dunia akhirat. Mereka akan menjadi generasi bintang, siap melanjutkan estafet perjuangan dan kepemimpinan Islam rahamatn lil ‘alamin.
Sistem kehidupan Islam, yakni Khilafah Islam,akan jadi kekuatan politik yang menaklukan arogansi imperialisme Barat dan sekutunya. Termasuk membatalkan segala kesepakatan internasional yang bersifat menjajah kaum muslimin seprti KRR ala ICPD dan mematikan langkah para pendukungnya.
“Sesungguhnya Imam/Khalifah itu laksana perisai, tempat orang-orang berperang dibelakangnya dan berlindung kepadanya”. (HR.Muslim)
Hadist ini sekaligus menunjukan bahwa berjuang menghadirkan kembali Khilafah adalah kewajiban. Inilah jalan satu-satunya untuk mewujudkan semua remaja sehat dan bermasa depan.
»»  read more

JAM PIKET ORGAN TUBUH

JAM PIKET ORGAN TUBUH
Sobat, kali ini saya mendapatkan info kesehatan dari temen facebook. Hanya ingin berbagi informasi aja ternyata, Subhanallah, organ tubuh manusia memiliki kerja yang terkoordinir dengan sungguh luar biasa. Ingin tahu? baca ya sampai akhir.
LAMBUNG
Jam 07.00 – 09.00 Jam piket organ lambung sedang kuat, sebaiknya makan pagi untuk proses pembentukan energi tubuh sepanjang hari. Minum jus atau ramuan sebaiknya sebelum sarapan pagi, perut masih kosong sehingga zat yang berguna segera terserap tubuh.
LIMPA
Jam 09.00 – 11.00 Jam piket organ limpa kuat, dalam mentransportasi cairan nutrisi untuk energi pertumbuhan. Bila pada jam-jam ini mengantuk, berarti fungsi limpa lemah. Kurangi konsumsi gula, lemak,minyak dan protein hewani.
JANTUNG
Jam 11.00 – 13.00 Jam piket organ jantung kuat, harus istirahat, hindari panas dan olah fisik, ambisi dan emosi terutama pada penderita gangguan pembuluh darah .
HATI
Jam 13.00 – 15.00 Jam piket organ hati lemah, bila orang tidur, darah merah berkumpul dalam organ hati dan terjadi proses regenerasi sel-sel hati. Apabila fungsi hati kuat maka tubuh kuat untuk menangkal semua penyakit.
PARU-PARU
Jam 15.00 – 17.00 Jam piket organ paru-paru lemah, diperlukan istirahat, tidur untuk proses pembuangan racun dan proses pembentukan energi paru-paru
GINJAL
Jam 17.00 – 19.00 Jam piket organ ginjal kuat, sebaiknya digunakan untuk belajar karena terjadi proses pembentukan sumsum tulang dan otak serta kecerdasan.
LAMBUNG Jam 19.00 – 21.00 Jam piket organ lambung lemah sebaiknya tidak mengkonsumsi makan yang sulit dicerna atau lama dicerna atau lebih baik sudah berhenti makan LIMPA Jam 21.00 – 23.00 Jam piket organ limpa lemah, terjadi proses pembuangan racun dan proses regenerasi sel limpa. Sebaiknya istirahat sambil mendengarkan musik yang menenangkan jiwa, untuk meningkatkan imunitas.
JANTUNG
Jam 23.00 – 01.00 Jam piket organ jantung lemah. Sebaiknya sudah beristirahat tidur, apabila masih terus bekerja atau begadang dapat melemahkan fungsi jantung.
HATI
Jam 01.00 – 03.00 Jam piket organ hati kuat. Terjadi proses pembuangan racun/limbah hasil metabolisme tubuh. Apabila ada gangguan fungsi hati tercermin pada kotoran dan gangguan mata. Apabila ada luka dalam akan terasa nyeri.
PARU-PARU
Jam 03.00 – 05.00 Jam piket organ paru-paru kuat, terjadi proses pembuangan limbah/racun pada organ paru-paru, apabila terjadi batuk, bersin-bersin dan berkeringat menandakan adanya gangguan fungsi paru-paru. Sebaiknya digunakan untuk olah nafas untuk mendapatkan energi paru yang sehat dan kuat.
»»  read more

Mencegah Batu Ginjal

Mencegah Batu Ginjal


Batu di dalam ginjal atau saluran kemih yang berukuran kecil biasanya tidak menimbulkan gejala dan dapat keluar sendiri bersama air seni. Tetapi batu yang lebih besar dapat menimbulkan hambatan atau bahkan sumbatan aliran air seni. Jika hal ini terjadi maka akan timbul berbagai macam gejala, yang antara lain :
  1. Rasa nyeri yang berat dan tiba-tiba di daerah pinggang yang menjalar sampai pangkal paha. Rasa nyeri tidak berkurang walaupun penderita mencoba posisi-posisi tertentu, misalnya berbaring, membungkuk, dll. Penderita biasanya harus menggeliat menahan sakit. Bahkan karena rasa sakit yang amat sangat, seringkali penderita basah kuyup oleh keringat.
  2. Biasanya ada keluhan mual dan muntah.
  3. Walaupun tidak selalu, kadang kala dijumpai darah pada air seni. Hal ini terjadi karena batu mengiritasi saluran kemih sehingga menimbulkan luka.
  4. Perasaan terbakar di saluran kemih saat kencing.
  5. Rasa sangat ingin kecing.
  6. Demam.
Batu ginjal atau batu saluran kemih umumnya timbul akibat berubahnya keseimbangan normal antara air, garam, mineral, dan zat-zat lain dalam air seni. Jenis zat yang meninggi kadarnya menentukan jenis batu yang terbentuk. Beberapa jenis batu menurut zat yang membentuknya adalah:
  1. Batu kalsium; batu jenis ini paling sering ditemukan. Bentuknya besar dengan permukaan yang halus. Dapat berupa campuran antara kalsium dengan oksalat atau kalsium dengan fosfat. Batu kalsium sering dijumpai pada orang yang mempunyai kadar vitamin D berlebihan atau gangguan kelenjar paratiroid. Orang-orang yang menderita penyakit kanker, penyakit ginjal, atau penyakit sarkoidosis juga dapat menderita batu kalsium.
  2. Batu asam urat; permukaannya halus, berwarna coklat, dan lunak. Batu ini terbentuk akibat kadar asam urat pada air seni tinggi. Batu asam urat biasanya menyertai penyakit radang sendi akibat asam urat (gout arthritis).
  3. Batu struvite; batu ini biasanya berbentuk tanduk rusa. Timbul akibat kadar amoniak dalam air seni tinggi. Amoniak yang tinggi biasanya terjadi akibat adanya infeksi saluran kemih, karena bakteri penyebab infeksi dapat menghasilkan amoniak.
  4. Batu sistin; berbentuk kristal kekuningan. Timbul akibat tingginya kadar sistin dalam urin. Keadaan ini terjadi pada penyakit sistinuria. Batu jenis ini jarang dijumpai, hanya satu diantara seribu. Batu sistin biasanya mengenai penderita usia 10 – 30 tahun.
Agar terhindar dari penyakit batu ginjal, beberapa cara yang disarankan antara lain :
  1. Minum banyak air (8-10 gelas sehari), dengan demikian urin menjadi lebih encer sehingga mengurangi kemungkinan zat-zat pembentuk batu untuk saling menyatu. Dengan minum banyak, air seni biasanya berwarna bening, tidak kuning lagi.
  2. Minum air putih ketika bangun tidur di subuh hari. Hal ini akan segera merangsang kita untuk berkemih, sehingga air seni yang telah mengendap semalamam tergantikan dengan yang baru.
  3. Jangan menahan kencing; kencing yang tertahan dapat menyebabkan urin menjadi lebih pekat, atau infeksi saluran kemih. Urin yang pekat dan infeksi saluran kemih merupakan faktor pendukung terbentuknya batu.
  4. Pola makan seimbang, berolahraga, dan menjaga berat badan tetap ideal.
Demikian, semoga membantu.
»»  read more

Manfaat Kunyit

Manfaat Kunyit

Posted by pipiet on Dec 26, 2009 in kesehatan2

aneh
Kunyit atau Curcuma longa Linn. atau Curcuma domestica Val. Zingiberaceae Kunyit (Curcuma domestic) termasuk salah satu tanaman rempah dan obat, habitat asli tanaman ini meliputi wilayah Asia khususnya Asia Tenggara.
Tanaman ini kemudian mengalami persebaran ke daerah Indo-Malaysia, Indonesia, Australia bahkan Afrika. Hampir setiap orang Indonesia dan India serta bangsa Asia umumnya pernah mengkonsumsi tanaman rempah ini, baik sebagai pelengkap bumbu masakan, jamu atau untuk menjaga kesehatan dan kecantikan. Nama Lokal : Saffron (Inggris), Kurkuma (Belanda), Kunyit (Indonesia); Kunir (Jawa), Koneng (Sunda), Konyet (Madura); Kandungan Kimia : Kunyit mengandung senyawa yang berkhasiat obat, yang disebut kurkuminoid yang terdiri dari kurkumin, desmetoksikumin dan bisdesmetoksikurkumin dan zat- zat manfaat lainnya Penggunaan Untuk Obat : 1. Diabetes mellitus Familia :
* Bahan: 3 rimpang kunyit, 1/2 sendok the garam
* Cara membuat: kedua bahan tersebut direbus dengan 1 liter air sampai mendidih, kemudian disaring.
* Cara menggunakan: diminum 2 kali seminggu 1/2 gelas.
2. Tifus
* Bahan: 2 rimpang kunyit, 1 bonggol sere, 1 lembar daun sambiloto
* Cara membuat: Semua bahan tersebut ditumbuk halus dan dipipis, kemudian ditambah 1 gelas air masak yang masih hangat, dan disaring.
* Cara mengunakan: diminum, dan dilakukan selama 1 minggu berturut-turut.
3. Usus buntu
* Bahan: 1 rimpang kunyit, 1 butir buah jeruk nipis, 1 potong gula kelapa/aren. Garam secukupnya.
* Cara membuat: Kunyit diparut dan jeruk nipis diperas, kemudian dicampur dengan bahan yang lain dan disedu dengan 1 gelas air panas, kemudian disaring.
* Cara menggunakan:diminum setiap pagi setelah makan, secara teratur.
4. Disentri
* Bahan: 1-2 rimpang kunyit, gambir dan kapur sirih secukupnya
* Cara membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas kemudian disaring.
* Cara menggunakan:diminum dan diulangi sampai sembuh.
5. Sakit Keputihan
* Bahan: 2 rimpang kunyit, 1 genggam daun beluntas, 1 gagang buah asam, 1 potong gula kelapa/aren.
* Cara membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 1 liter air sampai mendidih, kemudian di saring.
* Cara menggunakan:diminum 1 gelas sehari.
6. Haid tidak lancar
* Bahan: 2 rimpang kunyit, 1/2 sendok Teh ketumbar, 1/2 sendok Teh biji pala, 1/2 genggam daun srigading.
* Cara membuat: semua bahan tersebut ditumbuk halus kemudian direbus dengan 1 liter air sampai mendidih, kemudian disaring
* Cara menggunakan: diminum 1 gelas sehari.
7. Perut mulas pada saat haid
* Bahan: 1 rimpang kunyit sebesar 4 cm, 1 rimpang jahe sebesar 4 cm, 1/2 rimpang kencur sebesar 4 cm
* Cara membuat: semua bahan tersebut dicuci bersih dan diparut untuk diambil airnya, kemudian di tambah dengan perasan jeruk nipis, diseduh dengan 1/2 gelas air panas dan disaring.
* Cara menggunakan: ditambah garam dan gula secukupnya dan diminum pada hari pertama haid.
8. Memperlancar ASI
* Bahan: 1 rimpang kunyit
* Cara membuat: kunyit ditumbuk sampai halus
* Cara menggunakan: dioleskan sebagai kompres diseputar buah dada 1 kali setiap 2 hari.
9. Cangkrang (Waterproken)
* Bahan: 2 rimpang kunyit, 1 genggam daun eceng,
* Cara Membuat: semua bahan tersebut ditumbuk sampai halus
* Cara menggunakan: dioleskan pada bagian yang kena cangkrang.
10. Amandel
* Bahan: 1 rimpang kunyit, 1 butir jeruk nipis, 2 sendok madu
* Cara membuat: Kunyit diparut, jeruk diperas untuk diambil airnya, kemudian dicampur dengan madu dan 1/2 gelas air hangat, diaduk sampai merata dan disaring
* Cara menggunakan:diminum secara rutin 2 hari sekali.
11. Berak lendir
* Bahan: 1 rimpang kunyit, 1 potong gambir, 1/4 sendok makan kapur sirih
* Cara membuat: semua bahan tersebut direbus bersama dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas dan disaring.
* Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari 1/2 gelas, pagi dan sore.
12. Morbili
* Bahan: 1 rimpang kunyit dan 1 rimpang dringo bengle
* Cara membuat: kedua bahan tersebut ditumbuk bersama sampai halus
* Cara menggunakan:dioleskan pada seluruh badan sebagai bedak
»»  read more

G-Spot dan Kesehatan Reproduksi Wanita

G-Spot dan Kesehatan Reproduksi Wanita

Berdasarkan definisi dari Departemen Kesehatan, diketahui bahwa kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat secara menyeluruh serta proses reproduksi. Dengan demikian kesehatan reproduksi bukan hanya kondisi bebas dari penyakit, melainkan bagaimana seseorang dapat memiliki kehidupan seksual yang aman dan memuaskan baik sebelum menikah maupun sesudah menikah.

Anatomi Alat Reproduksi Wanita


Anatomi Alat Reproduksi WanitaAlat reproduksi sendiri adalah bagian-bagian tubuh kita yang berfungsi dalam melanjutkan keturunan. Alat reproduksi wanita berbeda dengan alat reproduksi laki-laki. Di artikel ini kita akan lebih khusus membahas alat reproduksi wanita.
Alat reproduksi wanita terdiri dari dua bagian, yaitu bagian dalam dan luar. Bagian dalam memiliki fungsi sebagai berikut:

  • Bibir kemaluan (labia mayora), yaitu daerah yg berambut, berfungsi sebagai pelindung dan menjaga agar bagian dalam tetap lembab.
  • Bibir dalam kemaluan (labia minora), yaitu daerah yang tidak berambut dan memiliki jaringan serat sensorik yang luas yang sangat peka karena mengandung ujung syaraf.
  • Vagina, yaitu rongga penghubung antara alat reproduksi wanita bagian luar dan dalam.

Sementara itu alat reproduksi wanita bagian luar memiliki fungsi sebagai berikut:

  • Vagina bagian luar, yang merupakan jalan keluar bagi darah haid dan jalan keluar ketika bayi lahir (sifatnya sangat lentur sehinggga bayi dapat keluar melalui vagina).
  • Leher rahim (cervix), yang merupakan penghubung antara vagina dan rahim.
  • Rahim (uterus), tempat dimana sel telur yang sudah dibuahi tumbuh dalam rahim selama kehamilan. Bila telur tidak dibuahi, maka sel telur menempel ke dinding rahim. Selanjutnya dinding rahim menebal lalu luruh dan mengalir keluar dalam bentuk darah. Inilah yang disebut haid (menstruasi).
  • Saluran telur (tuba falopii), yaitu dua saluran yang terletak sebelah kanana dan kiri rahim yang berfungsi sebagai penghubung rongga rahim dan indung telur.
  • Dua buah indung telur ( ovarium), berfungsi memproduksi sel telur dan hormon peremputan yaitu estrogen dan progesterone. Atas pengaruh hormon, sebanyak satu sampai dua sel telur masak setiap bulan , lalu dilepaskan ke dinding rahim. Dinding rahim ini akan menebal, yang sebetulnya berguna sebagai tempat sel telur bersarang setelah dibuahi.

Nah… apakah tanda-tanda kematangan alat reproduksi wanita? Kematangan alat reproduksi wanita ditandai oleh terjadinya haid pertama, yaitu disebut menarche. Biasanya kita menyebut anak remaja wanita yang demikian sudah akil baligh, yang dimulai sekitar umur 8-12 tahun. Bila seorang wanita sudah mengalami menarche, itu artinya tubuhnya sudah menghasilkan sel telur yang bisa dibuahi sperma yang dihasilkan oleh tubuh laki-laki, dan dapat menyebabkan terjadinya kehamilan.

Letak G-Spot Wanita


Selain alat reproduksi tadi, Anda juga perlu mengenali satu area lagi yang sering disebut G-Spot. Mencari letak posisi G-Spot wanitaG-Spot (Grafenberg Spot) saat ini sering dibahas di berbagai media. Katanya, titik G-Spot ini adalah sebuah ruang sempit dibalik tulang pubis wanita ini yang apabila tersentuh akan memberikan sensasi yang luarbiasa.

Titik G-Spot dapat ditemukan dengan memasukkan jari-jari ke dalam Vagina dengan telapak tangan menghadap ke depan. Dengan menyentuh dan memainkan bagian ini dengan perlahan, dapat membuat pasangan wanita multiple orgasme. G Spot juga dapat terstimulasi dengan baik saat bercinta dengan posisi doggy style atau spooning.
Nah…berbekal pengetahuan anatomi tubuh dan alat reproduksi, tentunya Anda kini dapat mempersiapkan diri untuk menikmati saat-saat indah bersama. Jangan takut untuk mencoba dan mengekplorasi tubuh pasangan, karena kreativitas memang merupakan elemen yang sangat penting untuk membina hubungan intim yang senantiasa penuh gairah.
»»  read more

Definisi Kesehatan Reproduksi Remaja

Definisi Kesehatan Reproduksi Remaja


Kesehatan Reproduksi Remaja
Kesehatan Reproduksi Remaja
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.  Batasan usia remaja menurut WHO (badan PBB untuk kesehatan dunia) adalah 12 sampai 24 tahun.  Namun jika pada usia remaja seseorang sudah menikah, maka ia tergolong dalam dewasa atau bukan lagi remaja.  Sebaliknya, jika usia sudah bukan lagi remaja tetapi masih tergantung pada orang tua (tidak mandiri), maka dimasukkan ke dalam kelompok remaja.
Apa yang dimaksud dengan reproduksi?
Secara sederhana reproduksi berasal dari kata re = kembali dan produksi = membuat atau menghasilkan, jadi reproduksi mempunyai arti suatu proses kehidupan manusia dalam menghasilkan keturunan demi kelestarian hidup.
Apasih Kesehatan reproduksi itu?
KESEHATAN REPRODUKSI (kespro) adalah Keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran & sistem reproduksi (Konferensi International Kependudukan dan Pembangunan, 1994).
Bagaimana cakupan pelayanannya?
Cakupan pelayanan kesehatan reproduksi:
  • konseling dan informasi Keluarga Berencana (KB)
  • pelayanan kehamilan dan persalinan (termasuk: pelayanan aborsi yang aman, pelayanan bayi baru lahir/neonatal)
  • pengobatan infeksi saluran reproduksi (ISR) dan penyakit menular seksual (PMS), termasuk pencegahan kemandulan
  • Konseling dan pelayanan kesehatan reproduksi remaja (KRR)
  • Konseling, informasi dan edukasi (KIE) mengenai kespro
Apa itu Kesehatan Reproduksi Remaja?
Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja.  Pengertian sehat disini tidak semata-mata berarti bebas penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental serta sosial kultural.
Mengapa Remaja Perlu Mengetahui Kesehatan Reproduksi?
Remaja perlu mengetahui kesehatan reproduksi agar memiliki informasi yang benar mengenai proses reproduksi serta berbagai faktor yang ada disekitarnya.  Dengan informasi yang benar, diharapkan remaja memiliki sikap dan tingkah laku yang bertanggung jawab mengenai  proses reproduksi.
Pengetahuan dasar apa yang perlu diberikan kepada remaja agar mereka  mempunyai kesehatan reproduksi yang baik?
  • Pengenalan mengenai sistem, proses dan fungsi alat reproduksi (aspek tumbuh kembang remaja)
  • mengapa remaja perlu mendewasakan usia kawin serta bagaimana merencanakan kehamilan agar sesuai dengan keinginnannya dan pasanganya
  • Penyakit menular seksual dan HIV/AIDS serta dampaknya terhadap kondisi kesehatan reproduksi
  • Bahaya narkoba dan miras pada kesehatan reproduksi
  • Pengaruh sosial dan media terhadap perilaku seksual
  • Kekerasan seksual dan bagaimana menghindarinya
  • Mengambangkan kemampuan berkomunikasi termasuk memperkuat kepercayaan diri agar mampu menangkal hal-hal yang bersifat negatif
  • Hak-hak reproduksi
Siapa saja yang Perlu Diberitahu Perihal Informasi Kesehatan Reproduksi?
Proses reproduksi merupakan proses melanjutkan keturunan yang menjadi tanggung jawab bersama laki-laki maupun perempuan.  Karena itu baik laki-laki maupun perempuan harus tahu dan mengerti mengenai berbagai aspek kesehatan reproduksi.  Kesalahan dimana persoalan reproduksi lebih banyak menjadi tanggung jawab perempuan tidak boleh terjadi lagi.
»»  read more

Bronchitis

Bronchitis

acute bronchitis
Bronchitis adalah suatu peradangan pada bronkus (saluran udara keparu-paru). Penyakit ini biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan sembuh sempurna. Tetapi pada penderita yang memiliki penyakit menahun (misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-paru) dan pada usia lanjut, bronkitis bisa bersifat serius
PENYEBAB
Penyebab banyak, tetapi yang tersering adalah alergi (Allergic rhinitis, asthma, environmental exposures). Bisa juga karena sinusitis, refluks, reaksi obat, kelainan bawaan saluran napas, tersedak “benda asing”, pneumonia (virus, jamur). Mohon diingat – pneumonia belum tentu karena infeksi bakteri. Jadi – belum tentu perlu antibiotik. Biasanya ditandai dengan batuk lama.
Bronkitis infeksiosa disebabkan oleh virus, bakteri dan (terutama) organisme yang menyerupai bakteri (Mycoplasma pneumoniae dan Chlamydia). Serangan bronkitis berulang bisa terjadi pada perokok dan penderitapenyakit paru-paru dan saluran pernafasan menahun.
Infeksi berulang bisa merupakan akibat dari: Sinusitis kronis, Bronkiektasis, Alergi, pembesaran amandel dan adenoid pada anak-anak.
Bronkitis iritatif bisa disebabkan oleh: Berbagai jenis debu, asap dari asam kuat, amonia, beberapa pelarut organic klorin, hidrogen sulfida, sulfur dioksida dan bromine, polusi udara yang menyebabkan iritasi ozon dan nitrogen dioksida, tembakau dan rokok lainnya.
GEJALA
Gejalanya berupa: batuk berdahak (dahaknya bisa berwarna kemerahan), sesak nafas ketika melakukan olah raga atau aktivitas ringan, sering menderita infeksi pernafasan (misalnya flu), bengek, cepat lelah, pembengkakan pergelangan kaki, kaki dan tungkai kiri dan kanan, wajah, telapak tangan atau selaput lendir yang berwarna kemerahan, pipi tampak kemerahan, sakit kepala, gangguan penglihatan.
Bronkitis infeksiosa seringkali dimulai dengan gejala seperti:
pilek, yaitu hidung meler, lelah, menggigil, sakit punggung, sakit otot, demam ringan dan nyeri tenggorokan.
Batuk biasanya merupakan tanda dimulainya bronkitis.
Pada awalnya batuk tidak berdahak, tetapi 1-2 hari kemudian akan mengeluarkan dahak berwarna putih atau kuning. Selanjutnya dahak akan bertambah banyak, berwarna kuning atau hijau.
Pada bronkitis berat, setelah sebagian besar gejala lainnya membaik, kadang terjadi demam tinggi selama 3-5 hari dan batuk bisa menetap selama beberapa minggu.
Sesak nafas terjadi jika saluran udara tersumbat, sering ditemukan bunyi nafas mengi, terutama setelah batuk, bisa erjadi pneumonia.
DIAGNOSA
Diagnosis biasanya ditegakkan berdasarkan gejala, terutama dari adanya lendir.
Pada pemeriksaan dengan menggunakan stetoskop akan terdengar bunyi ronki atau bunyi pernafasan yang abnormal.
Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan: tes fungsi paru-paru, analisa gas darah arteri, rontgen dada.
TATALAKSANA
Mencari penyebab. Bila karena alergi: modifikasi lingkungan sekitar untuk mengurangi eksposur pada anak, humidifikasi, ekstra cairan, dll
Jika anak kita dinyatakan menderita bronkitis, maka kita harus segera berpikir bahwa “itis” di sini artinya radang/ inflamasi. Penyebabnya belum tentu infeksi bakteri, mayoritas bronkitis pada anak tidak perlu antibiotik.
PENGOBATAN
Untuk mengurangi demam dan rasa tidak enak badan, kepada penderita dewasa bisa diberikan aspirin atau acetaminophen; kepada anak-anak sebaiknya hanya diberikan acetaminophen.
Dianjurkan untuk beristirahat dan minum banyak cairan.
Antibiotik diberikan kepada penderita yang gejalanya menunjukkan bahwa penyebabnya adalah infeksi bakteri (dahaknya berwarna kuning atau hijau dan demamnya tetap tinggi) dan penderita yang sebelumnya memiliki penyakit paru-paru.
Kepada penderita dewasa diberikan trimetoprim-sulfametoksazol, tetracyclin atau ampisilin. Erythromycin diberikan walaupun dicurigai penyebabnya adalah Mycoplasma pneumoniae.
Kepada penderita anak-anak diberikan amoxicillin. Jika penyebabnya virus, tidak diberikan antibiotik.
Jika gejalanya menetap atau berulang atau jika bronkitisnya sangat berat, maka dilakukan pemeriksaan biakan dari dahak untuk membantu menentukan apakah perlu dilakukan penggantian antibiotik.
Hal yang harus diperhatikan
Harus diidentifikasi jelas dulu, apakah terkena jenis Bronchitis Akut atau Bronchitis Kronis. Ini tentu dari hasil pemeriksaan medis yang biasanya dilakukan lewat hasil observasi dokter, hasil rontgent dada, tes darah, hasil biakan kultur, tes paru-paru.
Kalau ternyata menderita Bronchitis Akut, ada 2 kemungkinan penyebabnya, yaitu infeksi virus atau bakteri.
Gejalanya biasanya berlangsung cepat, kadang parah dan bisa sampai beberapa hari/minggu
Gejala Bronchitis Akut, di antaranya: demam, jika batuk terasa sakit, radang tenggorokan, lendir/dahak berwarna kekuningan dan kental, napas pendek atau napas berbunyi.
Kalau Bronchitis Kronis biasanya karena kebiasaan merokok (tapi balita juga ada kemungkinan menderita Bronchitis Kronis karena selama ini jadi ‘perokok pasif’ alias tinggal serumah/selingkungan dengan perokok aktif). Gejalanya berlangsung bisa sampai bulanan bahkan tahunan.
Bronchitis menular? SANGAT. Biasanya melalui percikan dari penderita yang batuk, bersin atau lewat sentuhan dengan benda-benda yang baru saja digunakan penderita.
Treatment
Jika memang penyebabnya virus (bronchitis akut biasanya disebabkan virus, terjadi setelah mengalami flu atau batuk), penggunaan antibiotik SAMA SEKALI tidak menolong. The best treatment hanya dengan ISTIRAHAT, MINUM banyak cairan, atau gunakan obat penurun demam/nyeri jika diperlukan (misal obat yang mengandung paracetamol, dijual bebas di toko-toko obat).
Dalam beberapa kasus, dokter kadang merekomendasikan penggunaan obat ‘bronchodilator’ untuk mempermudah penderita bernapas
Jika batuk lebih dari 10 hari dan setelah pemeriksaan medis, dapat diidentifikasi bakteri penyebabnya, umumnya digunakan antibiotik karena penyebab bronchitisnya bukan lagi virus.
Jika menderita bronchitis kronis, segera hentikan kebiasaan merokok atau hindari perokok aktif.
Bila perlu gunakan ‘air humidifier’ di kamar untuk membantu penderita mengurangi batuknya.
Pencegahan lainnya, hindari segala sesuatu yang bisa mencetuskan gejala bronchitis, mis. polusi udara atau alergen (hal-hal yang menyebabkan alergi: debu, filter AC yang kotor,zat-zat kimia, dll.)
Untuk mencegah tidak tersebarnya infeksi bronchitis, usahakan menjaga stamina tubuh agar tidak terinfeksi penyakit yang berhubungan dengan saluran pernapasan.
Caranya, di antaranya dengan rajin mencuci tangan, punya pola makan dan pola tidur yang baik, jangan dulu berhubungan dekat dengan penderita bronchitis.
Bronchitis Akut (yang umumnya dialami balita) ‘seharusnya’ sembuh sekitar sekian hari hingga 3-4 minggu.
Di salah satu artikel di internet yang saya baca, ada beberapa tips menghindari/meminimalkan gejala bronchitis, di antaranya:
• Banyak mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan (yang kaya kandungan antioksidan) telah terbukti mengurangi resiko akibat bronchitis kronis.
• Saat mengalami bronchitis, hindari produk susu dan bahan makanan mengandung gula (sukrosa, fruktosa) karena dipercaya dapat meningkatkan produksi ‘lendir’ saat batuk
»»  read more

Kanker Penis

Kanker Penis
Oleh : Dr. Dito Anurogo
Sinonim:
Penile tumor, penile cancer, penile carcinoma, penile malignancies.
Penyebab (Etiology):
Sedikitnya 25-75% pria yang menderita kanker penis disertai phimosis.

Pada wanita yang pasangan seksualnya menderita kanker penis, maka prevalensi untuk menderita kanker serviks meningkat 3-8 kali lipat dibandingkan dengan yang pasangan seksualnya normal.
Peranan infeksi virus terus dipelajari. Baik kanker penis (penile cancer) maupun kanker leher rahim (cervical cancer) berhubungan dengan keberadaan infeksi virus herpes dan human papilloma virus (HPV).

Human papilloma viruses (HPV) tipe 16 dan 18 telah ditemukan pada sepertiga pria yang menderita kanker penis. Apakah virus ini menyebabkan kanker ataukah hanya berperan sebagai saprophytes, belum ditetapkan.

Penile intraepithelial neoplasia dipertimbangkan sebagai precursor, tetapi hanya 5-15% dari lesi ini yang berkembang menjadi invasive squamous cell carcinoma.

Belum ada bukti nyata bahwa smegma merupakan karsinogen (zat penyebab kanker), meskipun hal ini telah dipercaya secara luas.


Tingkatan/Klasifikasi

Pada kanker penis, biasa digunakan sistem klasifikasi Jackson dan TNM sebagai berikut (untuk menghindari salah dalam terjemahan, kami kutip versi bahasa Inggrisnya untuk pembaca):

* The Jackson classification is as follows:

o Stage I (A): The tumor is confined to the glans, prepuce, or both.
o Stage II (B): The tumor extends onto the shaft of the penis.
o Stage III (C): The tumor has inguinal metastasis that is operable.
o Stage IV (D): The tumor involves adjacent structures and is associated with inoperable inguinal metastasis or distant metastasis.


* The TNM classification of the primary tumor (T) is below. Note that the following description is devoid of N (node) and M (metastasis) descriptions. These stages simply relate the presence or absence of nodal and distant metastases.

o TX: Primary tumor cannot be assessed.
o T0: Primary tumor is not evident.
o Tis: CIS is present.
o Ta: Noninvasive verrucous carcinoma is present.
o T1: Tumor invades subepithelial connective tissue.
o T2: Tumor invades corpora spongiosum or cavernosum.
o T3: Tumor invades the urethra or prostate.
o T4: Tumor invades other adjacent structures.

Gejala Klinis:

Pasien datang dengan lesi yang sulit sembuh, disertai “subtle induration” pada kulit, pertumbuhan kecil di kulit (a small excrescence), papula, pustula, tumbuhnya kutil atau veruka (a warty growth), atau pertumbuhan exophytic.

Banyak pria tidak periksa ke dokter sampai kanker meng-erosi (eroded) preputium dan menjadi berbau tidak sedap karena infeksi dan nekrosis.

Adakalanya, kanker penis ditemukan kebetulan pada pemeriksaan histopathology saat khitan (circumcision).

Terkadang ditemukan suatu massa, ulceration, suppuration, atau perdarahan (hemorrhage) di daerah lipat paha (inguinal) karena nodal metastases.

Nyeri jarang timbul bahkan bila telah terjadi kerusakan jaringan setempat (significant local destruction of tissue) yang berarti.
Penderita dengan kanker yang telah menyebar luas (advanced metastatic cancer) dapat mengeluhkan lemah (weakness), penurunan berat badan (weight loss), kelelahan (fatigue), lesi pada penis kemungkinan dapat berdarah.

Adanya lesi (luka) di penis yang tak kunjung sembuh (nonhealing) biasanya membuat pasien memeriksakan diri ke dokter.


Kategori lesi pada penis:
1. Lesi yang jinak (benign lesions)
Misalnya: pearly penile papules, hirsute papillomas, dan coronal papillae.

2. Lesi yang berpotensi menjadi ganas (premalignant)
Ini berhubungan dengan Leukoplakia dan squamous cell carcinoma. Contoh yang paling umum adalah balanitis xerotica obliterans.

3. Lesi yang ganas (malignant neoplasm atau malignant carcinoma)
Ini termasuk variants dari squamous cell carcinoma seperti: carcinoma in situ (CIS), erythroplasia of Queyrat, dan Bowen disease.

Pemeriksaan Laboratorium:
1. Tidak ada pemeriksaan laboratorium khusus (specific) atau petanda tumor (tumor markers) pada kanker penis.

2. Pemeriksaan umum, meliputi: hitung darah lengkap, pemeriksaan kimia dengan tes fungsi hati (a chemistry panel with liver function tests), dan penilaian (assessment) status jantung, paru-paru, dan ginjal, sangat membantu untuk mendeteksi masalah yang tak terduga.

3. Pasien dengan penyakit yang parah dapat anemis, dengan leukocytosis dan hypoalbuminemia.

4. Hypercalcemia ditemukan pada beberapa pasien saat ketiadaan penyebaran (absence of metastases).


Prosedur Diagnostik:
Tes diagnostik yang paling penting adalah biopsi.


Terapi:

Terapi Medis:
Neoplasma intraepitel seperti Bowen disease atau erythroplasia of Queyrat dapat diterapi dengan topical 5-fluorouracil.

Radiation therapy

Macamnya:
1. External beam radiation therapy
2. Brachytherapy

Indikasi terapi radiasi:
1. Pria muda dengan kanker pada glans atau coronal sulcus dengan ukuran kecil (<3 cm), superficial, lesi exophytic, atau noninvasive.

2. Pasien menolak tindakan bedah atau datang dengan metastatic disease dan memerlukan terapi "palliative".
Khitan/sunat (circumcision) direkomendasikan sebelumnya untuk memulai terapi radiasi untuk kanker yang melibatkan/menyertai preputium (kulup zakar).

Terapi radiasi memiliki kekurangan. Squamous cell carcinomas cenderung resistant, dan dosis untuk “high tumor” yaitu 0.6 Gy yang diperlukan untuk merawat tumor dapat menyebabkan urethral fistulae, strictures, penile necrosis, nyeri, dan edema.

Jika kanker terinfeksi, maka efek terapi dapat berkurang, sedangkan risiko terjadinya komplikasi akan meningkat.


Kemoterapi

Obat-obatan yang paling banyak digunakan antara lain: cisplatin, bleomycin, methotrexate, dan fluorouracil.


Terapi Pembedahan (Surgical therapy)
Standar terapi untuk kanker primer adalah pemotongan setempat (local excision) dan partial atau total penectomy.

Pada pasien dengan tumor yang berukuran kecil yang terbatas pada preputium, cukup dengan khitan (circumcision).

Amputasi sebagian (partial amputation) cocok jika kanker meliputi glans penis dan bagian distal penis saat ereksi (distal shaft).

Pada beberapa situasi/keadaan, Local wedge resection dapat dikerjakan dengan mudah (feasible), ini berhubungan dengan rata-rata rekurensi sebesar 50%. Jika surgical resection baik dengan wedge maupun partial penectomy tidak memberikan kebebasan yang cukup (adequate margin), maka strategi total penectomy haruslah dipertimbangkan. Jika sebagian sisa penis (residual penis) dan urethra tidak cukup bagi pasien untuk kencing sambil berdiri, maka dapat dilakukan tindakan perineal urethrostomy.

Teknik bedah lainnya adalah Mohs micrographic surgery (MMS), yang dapat dipakai (applicable) untuk pasien dengan noninvasive disease.


Bedah Laser
Bedah laser (Laser surgery) digunakan pada pasien dengan lesi jinak (benign) dan ganas (malignant) yang ada di permukaan (superficial). Terapi ini telah diterapkan pada kasus-kasus “local and limited invasive disease”. Empat tipe laser yang digunakan dalam bedah laser, yaitu: carbon dioxide, Nd:YAG, argon, dan potassium-titanyl-phosphate (KTP) lasers.


Komplikasi

Sedikit komplikasi bedah yang dijumpai pada eksisi tumor primer, penectomy partial atau complete, misalnya saja:
1. infeksi
2. edema
3. striktura uretra
jika urethral meatus yang baru harus dibuat.

Komplikasi yang berhubungan dengan inguinal node dissections:
1. Komplikasi dini (early complications) misalnya: infeksi luka (wound infection), seroma, skin flap necrosis, phlebitis, dan emboli paru-paru (pulmonary embolus)

2. Komplikasi lanjutan (Late complications) misalnya: lymphedema pada scrotum dan anggota gerak bagian bawah (kaki).


Komplikasi terapi radiasi:
Biasanya terlihat pada tumor yang berukuran lebih besar dari 4 cm.
1. urethral strictures (pada 50% pasien)
2. urethral fistula3. penile necrosis
4. edema
5. nyeri pada penis

Pembedahan setelah terapi radiasi diperlukan pada 20-60% pasien.


Pencegahan:
Khitan (circumcision) ditetapkan sebagai pencegah (prophylactic) yang efektif untuk kanker penis. Perlu diketahui, kanker penis ditemukan lebih sering ketika khitan/sunat ditunda hingga pubertas. Khitan saat dewasa hanya sedikit bahkan tidak memberikan proteksi dari kanker penis.


Catatan:
1. Penyakit ini jarang terjadi pada pria yang telah disunat (circumcised men), terutama jika disunat saat bayi.

2. Kanker penis cenderung dialami pria dewasa yang berusia kira-kira 60-80 tahun. Pada dewasa muda tidak biasa dijumpai. Suatu penelitian melaporkan bahwa 22% pasien berusia kurang dari 40 tahun, dan hanya 7% yang berusia kurang dari 30 tahun.

3. Jika kanker (carcinoma in situ atau CIS) terjadi di glans penis, disebut erythroplasia of Queyrat. Namun jika terjadi di "follicle-bearing skin of the shaft" disebut Bowen disease.

4. Angka kematian penderita karena kanker penis mencapai 22,4%.

5. Sebanyak 15-50% pasien kanker penis menunda periksa ke dokter selama lebih dari 1 tahun.

6. Sebagian besar kanker penis merupakan "squamous cell carcinomas".

7. Tumor penis dapat ditemukan dimana saja di penis, namun terbanyak ditemukan di glans penis (48%) dan preputium (21%).


Referensi Utama:
http://www.emedicine.com/med/topic3046.htm

Bacaan Lebih Lanjut:

1. Agrawal A, Pai D, Ananthakrishnan N, et al: The histological extent of the local spread of carcinoma of the penis and its therapeutic implications. BJU Int 2000 Feb; 85(3): 299-301.

2. Algaba F, Horenblas S, Pizzocaro-Luigi Piva G, et al: EAU guidelines on penile cancer. Eur Urol 2002 Sep; 42(3): 199-203.

3. Bevan-Thomas R, Slaton JW, Pettaway CA: Contemporary morbidity from lymphadenectomy for penile squamous cell carcinoma: the M.D. Anderson Cancer Center Experience. J Urol 2002 Apr; 167(4): 1638-42.

4. Bissada NK: Conservative extirpative treatment of cancer of the penis. Urol Clin North Am 1992 May; 19(2): 283-90.

5. Bissada NK, Yakout HH, Fahmy WE, et al: Multi-institutional long-term experience with conservative surgery for invasive penile carcinoma. J Urol 2003 Feb; 169(2): 500-2.

6. Brandes SB, Sengelmann R, Hruza G: Mohs micrographic surgery for penile cancer: management and long term follow-up [abstract 708]. J Urol 2001; 165: 172.

7. Burgers JK, Badalament RA, Drago JR: Penile cancer. Clinical presentation, diagnosis, and staging. Urol Clin North Am 1992 May; 19(2): 247-56.

8. Catalona WJ: Modified inguinal lymphadenectomy for carcinoma of the penis with preservation of saphenous veins: technique and preliminary results. J Urol 1988 Aug; 140(2): 306-10.

9. Coblentz TR, Theodorescu D: Morbidity of modified prophylactic inguinal lymphadenectomy for squamous cell carcinoma of the penis. J Urol 2002 Oct; 168(4 Pt 1): 1386-9.

10. Colberg JW, Andriole GL, Catalona WJ: Long-term follow-up of men undergoing modified inguinal lymphadenectomy for carcinoma
of the penis. Br J Urol 1997 Jan; 79(1): 54-7.

11. d'Ancona CA, de Lucena RG, Querne FA, et al: Long-term followup of penile carcinoma treated with penectomy and bilateral modified inguinal lymphadenectomy. J Urol 2004 Aug; 172(2): 498-501; discussion 501.

12. Das S: Penile amputations for the management of primary carcinoma of the penis. Urol Clin North Am 1992 May; 19(2): 277-82.

13. Davis JW, Schellhammer PF, Schlossberg SM: Conservative surgical therapy for penile and urethral carcinoma. Urology 1999 Feb; 53(2): 386-92.

14. Dewire D, Lepor H: Anatomic considerations of the penis and its lymphatic drainage. Urol Clin North Am 1992 May; 19(2): 211-9.

15. Dillner J, von Krogh G, Horenblas S, Meijer CJ: Etiology of squamous cell carcinoma of the penis. Scand J Urol Nephrol Suppl 2000; 189-93.

16. Donat SM: Surgery of penile and urethral carcinoma. Campbell's Urology. 8th ed. 2002:2985-3004.

17. Eisenberger MA: Chemotherapy for carcinomas of the penis and urethra. Urol Clin North Am 1992 May; 19(2): 333-8.

18. Emerson RE, Ulbright TM, Eble JN, et al: Predicting cancer progression in patients with penile squamous cell carcinoma: the importance of depth of invasion and vascular invasion. Mod Pathol 2001 Oct; 14(10): 963-8.

19. Fossa SD, Hall KS, Johannessen NB, et al: Cancer of the penis. Experience at the Norwegian Radium Hospital 1974-1985. Eur Urol 1987; 13(6): 372-7.

20. Fraley EE, Zhang G, Manivel C, Niehans GA: The role of ilioinguinal lymphadenectomy and significance of histological differentiation in treatment of carcinoma of the penis. J Urol 1989 Dec; 142(6): 1478-82.

21. Gerbaulet A, Lambin P: Radiation therapy of cancer of the penis. Indications, advantages, and pitfalls. Urol Clin North Am 1992 May; 19(2): 325-32.

22. Grossman HB: Premalignant and early carcinomas of the penis and scrotum. Urol Clin North Am 1992 May; 19(2): 221-6.

23. Hatzichristou DG, Apostolidis A, Tzortzis V, et al: Glansectomy: an alternative surgical treatment for Buschke-Lowenstein tumors of the penis. Urology 2001 May; 57(5): 966-9.

24. Hoffman MA, Renshaw AA, Loughlin KR: Squamous cell carcinoma of the penis and microscopic pathologic margins: how much margin is needed for local cure? Cancer 1999 Apr 1; 85(7): 1565-8.

25. Horenblas S, van Tinteren H: Squamous cell carcinoma of the penis. IV. Prognostic factors of survival: analysis of tumor, nodes and metastasis classification system. J Urol 1994 May; 151(5): 1239-43.

26. Horenblas S, van Tinteren H, Delemarre JF, et al: Squamous cell carcinoma of the penis. III. Treatment of regional lymph nodes. J Urol 1993 Mar; 149(3): 492-7.

27. Horenblas S, Bex A, Tanis PJ: Sentinel node biopsy in squamous cell carcinoma of the penis [abstract 710]. J Urol 2001; 165: 173.

28. Horenblas S: Lymphadenectomy for squamous cell carcinoma of the penis. Part 1: diagnosis of lymph node metastasis. BJU Int 2001 Sep; 88(5): 467-72.

29. Horenblas S: Lymphadenectomy for squamous cell carcinoma of the penis. Part 2: the role and technique of lymph node dissection. BJU Int 2001 Sep; 88(5): 473-83.

30. Horenblas S, van Tinteren H, Delemarre JF, et al: Squamous cell carcinoma of the penis. II. Treatment of the primary tumor. J Urol 1992 Jun; 147(6): 1533-8.

31. Izawa J, Tamboli P, Ainslie N: Intraoperative lymphatic mapping (IOLM) for squamous penile cancer: The M.D. Anderson experience [abstract 711]. J Urol 2001; 165: 173.

32. Krieg R, Hoffman R: Current management of unusual genitourinary cancers. Part 1: Penile cancer. Oncology (Williston Park) 1999 Oct; 13(10): 1347-52.

33. Kroon BK, Horenblas S, Estourgie SH, et al: How to avoid false-negative dynamic sentinel node procedures in penile carcinoma. J Urol 2004 Jun; 171(6 Pt 1): 2191-4.

34. Kulkarni JN, Kamat MR: Prophylactic bilateral groin node dissection versus prophylactic radiotherapy and surveillance in patients with N0 and N1-2A carcinoma of the penis. Eur Urol 1994; 26(2): 123-8.

35. Lubke WL, Thompson IM: The case for inguinal lymph node dissection in the treatment of T2-T4, N0 penile cancer. Semin Urol 1993 May; 11(2): 80-4.

36. Lynch DF Jr, Pettaway CA: Tumors of the Penis. In: Campbell MR, Walsh PC, Retik AB, eds. Campbell's Urology. 8th ed. . Philadelphia, Pa: WB Saunders; 2002:2945-82.

37. McCance DJ, Kopan R, Fuchs E, Laimins LA.: Human papillomavirus type 16 alters human epithelial cell differentiation in vitro. Proc Natl Acad Sci U S A 1988 Oct; 85(19): 7169-73.

38. McDougal WS: Carcinoma of the penis: improved survival by early regional lymphadenectomy based on the histological grade and depth of invasion of the primary lesion. J Urol 1995 Oct; 154(4): 1364-6.

39. McLean M, Akl AM, Warde P, et al: The results of primary radiation therapy in the management of squamous cell carcinoma of the penis. Int J Radiat Oncol Biol Phys 1993 Mar 15; 25(4): 623-8.

40. Micali G, Nasca MR, Tedeschi A: Topical treatment of intraepithelial penile carcinoma with imiquimod. Clin Exp Dermatol 2003 Nov; 28 Suppl 1: 4-6.

41. Misra S, Chaturvedi A, Misra NC: Penile carcinoma: a challenge for the developing world. Lancet Oncol 2004 Apr; 5(4): 240-7.

42. Mohs FE, Snow SN, Larson PO: Mohs micrographic surgery for penile tumors. Urol Clin North Am 1992 May; 19(2): 291-304.

43. Mukamel E, deKernion JB: Early versus delayed lymph-node dissection versus no lymph-node dissection in carcinoma of the penis. Urol Clin North Am 1987 Nov; 14(4): 707-11.

44. Nelson BA, Cookson MS, Smith JA, Chang SS: Complications of inguinal and pelvic lymphadenectomy for squamous cell carcinoma of the penis: a contemporary series. J Urol 2004 Aug; 172(2): 494-7.

45. Novak JA, Dvoaeek J: Interstitial brachytherapy for penile carcinoma [abstract 709]. J Urol 2001; 165: 173.

46. Opjordsmoen S, Fossa SD: Quality of life in patients treated for penile cancer. A follow-up study. Br J Urol 1994 Nov; 74(5): 652-7.

47. Ornellas AA, Seixas AL, Marota A, et al: Surgical treatment of invasive squamous cell carcinoma of the penis: retrospective analysis of 350 cases. J Urol 1994 May; 151(5): 1244-9.

48. Pietrzak P, Corbishley C, Watkin N: Organ-sparing surgery for invasive penile cancer: early follow-up data. BJU Int 2004 Dec; 94(9): 1253-7.

49. Poblet E, Alfaro L, Fernander-Segoviano P, et al: Human papillomavirus-associated penile squamous cell carcinoma in HIV-positive patients. Am J Surg Pathol 1999 Sep; 23(9): 1119-23.

50. Rippentrop JM, Joslyn SA, Konety BR: Squamous cell carcinoma of the penis: evaluation of data from the surveillance, epidemiology, and end results program. Cancer 2004 Sep 15; 101(6): 1357-63.

51. Sarin R, Norman AR, Steel GG, Horwich A: Treatment results and prognostic factors in 101 men treated for squamous carcinoma of the penis. Int J Radiat Oncol Biol Phys 1997 Jul 1; 38(4): 713-22.

52. Seixas AL, Ornellas AA, Marota A, et al: Verrucous carcinoma of the penis: retrospective analysis of 32 cases. J Urol 1994 Nov; 152(5 Pt 1): 1476-8; discussion 1478-9.

53. Slaton JW, Huang SF, Levy DA: Lymph node-positive squamous penile carcinoma: Extent of nodal involvement predicts 3-year disease-free survival [abstract 712]. J Urol 2001; 165: 173.

54. Slaton JW, Morgenstern N, Levy DA, et al: Tumor stage, vascular invasion and the percentage of poorly differentiated cancer: independent prognosticators for inguinal lymph node metastasis in penile squamous cancer. J Urol 2001 Apr; 165(4): 1138-42.

55. Srinivas V, Morse MJ, Herr HW, et al: Penile cancer: relation of extent of nodal metastasis to survival. J Urol 1987 May; 137(5): 880-2.

56. Tabatabaei S, Harisinghani M, McDougal WS: Regional lymph node staging using lymphotropic nanoparticle enhanced magnetic resonance imaging with ferumoxtran-10 in patients with penile cancer. J Urol 2005 Sep; 174(3): 923-7; discussion 927.

57. Tanis PJ, Lont AP, Meinhardt W, et al: Dynamic sentinel node biopsy for penile cancer: reliability of a staging technique. J Urol 2002 Jul; 168(1): 76-80.

58. Theodorescu D, Russo P, Zhang ZF, et al: Outcomes of initial surveillance of invasive squamous cell carcinoma of the penis and negative nodes. J Urol 1996 May; 155(5): 1626-31.

59. Tietjen DN, Malek RS: Laser therapy of squamous cell dysplasia and carcinoma of the penis. Urology 1998 Oct; 52(4): 559-65.

60. von Krogh G, Horenblas S: The management and prevention of premalignant penile lesions. Scand J Urol Nephrol Suppl 2000; 220-9.


Keterangan Gambar:

Cancerous necrosis of the penis with urethral infiltration.

Sumber Gambar:

The Internet Journal of Urology. 2006. Volume 3 Number 2.
cited from:
http://www.ispub.com/ostia/index.php?xmlFilePath=journals/iju/vol3n2/penile.xml
»»  read more